Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHL Monas Dimarahi Ahok Saat Adukan Nasibnya

Kompas.com - 12/11/2015, 22:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) naik pitam ketika dihadang sekitar empat pekerja harian lepas (PHL) bagian kebersihan Kantor Pengelola Kawasan (KPK) Monas di Balai Kota, Kamis (12/11/2015) pagi.

Dengan wajah memelas, keempat PHL itu mengadu gaji mereka dipotong. Salah seorang PHL Monas, Feri, mengaku gaji mereka dipotong tanpa ada penjelasan.

"Kami juga dapat THR (tunjangan hari raya) hanya setengah bulan gaji dan jatah libur dalam sebulan cuma dua hari. Kami juga disuruh bikin lamaran lagi kalau mau kerja di Monas. Alasannya, kami sering dianggap tidak masuk kerja, padahal kami sebenarnya setiap hari kerja," kata Feri saat menghadang Basuki di pendapa Balai Kota, Kamis. 

Feri kemudian menunjukkan secarik kertas berisi sejumlah tuntutan PHL kepada Basuki. Basuki ingin melihat surat perintah kerja keempat PHL tersebut. Basuki mengatakan, Pemprov DKI tidak lagi mempekerjakan pegawai honorer.

Semua pekerja menandatangani kontrak individual dengan gaji upah minimum provinsi (UMP) DKI.

"Semua kontrak per bulan. Begitu Anda malas, kami pecat. Jadi, (pegawai) malas sedikit, pecat saja sudah. Jangankan kalian, PNS aja gue pecat kok," kata Basuki kesal. 

Feri menimpali ucapan Basuki. Menurut Feri, saat ini PHL Monas sudah tidak lagi presensi menggunakan finger print, tetapi menulis absen ke mandor PHL sehingga mudah disalahgunakan.

Belum selesai Feri bicara, Basuki langsung menimpali dengan suara tinggi.

"Makanya, saya bilang, kalian jangan hanya laporkan, tetapi harus juga tunjukkan buktinya. Saya kadang tidak begitu percaya sama seseorang karena ada pegawai yang memang nakal," kata Basuki kesal. 

"Nakalnya tahu enggak? Misalnya saya pegawai, saya sengaja menyerahkan kartu ATM saya kepada mandor dan dia yang narik duit. Ditransfer gaji Rp 2,7 juta per bulan. Karena saya tidak masuk penuh, mandor bilang, 'Hey lo mau gue bayar (gaji) enggak penuh karena lo sering enggak masuk atau lo gue pecat?' Dia untung Rp 1,7 juta. Saya juga berengsek, dapat duit sejuta, tetapi enggak kerja," kata Basuki lagi dengan raut muka kesal. 

Basuki mengaku enggan langsung memercayai aduan para PHL Monas. Basuki menengarai, mereka merupakan PHL malas yang kerap membolos kerja. Solusinya, Basuki menginstruksikan Kepala KPK Monas melakukan sistem pembagian kerja bagi para PHL.

"Sudah enggak usah bohongin saya lagi. Sekarang sudah enggak usah ribut sama saya. Lo tulis nama orang yang tidak masuk, tetapi dibayar (gaji), saya tunggu sekarang," kata Basuki kepada para PHL.

Tanpa basa-basi, Basuki langsung meninggalkan keempat PHL Monas yang masih terlihat kebingungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang Lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com