Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Kena "Sweeping" Ormas, Saya Enggak Akan Pulang

Kompas.com - 30/12/2015, 18:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, seharusnya Front Pembela Islam (FPI) dan ormas keagamaan lainnya tidak melakukan sweeping di Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk mencari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Senin (28/12/2015). 

"Saya secara pribadi juga pikir, (tindakan FPI) enggak benar. Mana boleh sih di-sweeping terus langsung disuruh pulang?" kata Basuki di Balai Kota, Rabu (30/12/2015).

Menurut Basuki, Dedi seharusnya tidak meninggalkan Jakarta hanya karena ada sweeping yang dilakukan FPI.

Jika berada di posisi Dedi, Basuki mengaku tidak akan meninggalkan lokasi, meskipun ada sweeping organisasi mana pun.

"Kalau saya yang di-sweeping (FPI), saya enggak akan pulang. Cuma kan dia enggak mau ribut karena di sini bukan tempat dia, dan dia menghormati," ujar dia.  

Basuki mengaku mengenal Dedi dengan baik. Menurut Basuki, tindakan Dedi itu menunjukkan bahwa ia tidak mau membuat keributan di Jakarta.

FPI melakukan sweeping di TIM untuk mencari Dedi yang tengah menghadiri undangan Malam Anugerah Federasi Teater Indonesia.

Setiap pengendara yang hendak masuk ke TIM, khususnya pengendara mobil, diminta membuka kaca oleh anggota ormas tersebut. 

Pengurus FPI, Abdul Majid, membenarkan bahwa pihaknya melakukan sweeping terhadap pengunjung TIM.

Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa Dedi tidak menginjakkan kaki di Jakarta. (Baca: Budayawan Sesalkan Aksi "Sweeping" Ormas Keagamaan terhadap Dedi)

"Ini bukan cuma FPI, melainkan seluruh masyarakat Muslim dari Cikini, Kwitang, Kalipasir, dan sekitarnya. Kami menolak Dedi Mulyadi menginjakkan kaki di tanah Jakarta," kata Abdul.

Abdul menuturkan, pihaknya sudah tidak dapat menoleransi tindakan Dedi yang menurut dia telah melakukan perbuatan yang mendekati syirik.

Menurut dia, Dedi telah membuat seribu patung di Purwakarta yang mendekati perbuatan syirik. "Kalau mau damai, stop kebijakan musyrik itu. Hancurkan patung di Purwakarta," kata Abdul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com