Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koprs Marinir Sebut Pemukul Bocah SD di Cilandak Hanya Satu Orang

Kompas.com - 13/01/2016, 11:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korps Marinir menyatakan, aksi pemukulan terhadap bocah 12 tahun di Cilandak, Jakarta Selatan, hanya dilakukan satu orang anggotanya. Pelaku diketahui berinisial AM.

"AM memang anggota Marinir. Yang bersangkutan berdinas di kemarkasan di Cilandak," kata Kepala Pusat Penerangan Korps Marinir Letnan Kolonel Suwandi di markas besarnya, di Kwitang, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2016).

Keterangan dari Suwandi berbeda dari yang disampaikan bocah yang menjadi korban, T. Sebelumnya, T menyebut orang yang memukulinya ada tiga orang.

Lokasi pemukulan dilakukan di pos jaga yang ada di Markas Komando Marinir di Cilandak.

Menanggapi informasi tersebut, Suwandi menyatakan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Ia mengaku sampai saat ini Korps Marinir baru mendapatkan informasi hanya dari AM.

"Kan tidak boleh hanya dari satu sisi saja. Kita juga menanyakan korban dan keluarganya. Tapi untuk sementara ini kan korban masih menjalani perawatan," ujar Wandi.

Oleh karena masih berlangsungnya penyelidikan, Suwandi mengaku belum bisa memastikan bentuk sanksi yang akan diberiKan terhadap AM.

Sebab, kata dia, sanksi baru dapat diberikan setelah lengkapnya keterangan dari pihak-pihak yang terlibat, tidak hanya pelaku, tapi juga saksi dan korban.

"Siapa yang bersalah tentu pasti ada sanksinya," ujar Suwandi.

Di lain pihak, T bersikeras bahwa ia tak mencuri. Karena tak mengaku, ia pun dipukul oleh oknum tersebut.

"Terus saya dipukuli pakai selang air dan gagang sapu. Yang mukulin tiga orang, ganti-gantian," kata dia saat ditemui di RS Pondok Labu, Selasa (12/1/2016).

T dipukul karena dituduh mencuri burung di Komplek TNI di Jakarta Selatan, Minggu (10/1/2016).

Akibat kejadian tersebut, T akhirnya dirawat di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu. Ia mengalami luka penganiayaan di punggung dan kepala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com