Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: PKL Bukan Takut Satpol PP, melainkan Menghormati

Kompas.com - 20/01/2016, 19:13 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa personel Satpol PP tidak pernah melakukan tindak kekerasan terhadap pedagang kaki lima (PKL).

Satpol PP baru melakukan penertiban ketika ada PKL yang melanggar aturan. (Baca: Yusril: Yang PKL Takuti Itu Ancaman Satpol PP yang Dikendalikan Ahok)

"Saya sudah instruksi kepada lurah semua, di dalam Perda (Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum), pedagang tidak boleh jualan di trotoar maupun taman," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (20/1/2016).

Selain itu, lanjut Basuki, PKL tidak boleh menjajakan dagangannya jika menyebabkan kemacetan lalu lintas atau menutup saluran air.

Menurut Basuki, PKL sudah mulai mengerti aturan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta. Sudah banyak PKL yang direlokasi ke lokasi binaan (lokbin) maupun pasar.

"Mana ada (PKL) yang takut Satpol PP? Bukan takut sebenarnya, menghormati lebih tepatnya. Jadi, Pak Yusril salah tuh," kata Basuki.

Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, sebelumnya menyebut PKL lebih takut kepada Satpol PP di bawah kendali Basuki dibandingkan ancaman teroris yang dikendalikan ISIS.

Hal itu, menurut Yusril, terbukti dari sikap beberapa PKL yang memilih tetap berdagang saat ledakan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), terjadi. 

Salah satu PKL yang tetap mempertahankan dagangannya adalah tukang sate, Jamal. (Baca: Ahok: Kalau PKL Takut sama Satpol PP, Berarti Mereka Sadar... )

Ia mendadak tenar setelah netizen mengunggah fotonya yang masih sibuk mengipasi sate. Padahal, bom meledak lebih kurang 100 meter dari lokasi jualannya.

"Kami pas dengar suara ledakan yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Jamal beberapa waktu.

Ia juga mengaku lebih takut kepada Satpol PP dibanding teroris. Sebab, gerobak Jamal pernah diangkut ke Cakung, Jakarta Timur, oleh Satpol PP.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com