JAKARTA, KOMPAS.com — Pistol yang digunakan Afif alias Sunakim, pelaku teror yang beraksi di Sarinah, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, disebut-sebut berasal dari Filipina.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Politik dan Keamanan Negara Hermawan Sulistyo mengatakan, jalur masuk senjata ilegal dari Filipina memang sulit untuk diawasi.
Dia mencontohkan jalur masuk ilegal senjata ke Indonesia dari Filipina ialah melalui Mindanao. Jalur ini, menurut dia, jalur yang lama berlangsung dan aman karena banyaknya pulau yang berdekatan.
"Kalau jalur yang lama itu kan lewat Mindanao, terus lewat Miangas. Wilayah itu pulau kecil banyak, tinggal menyeberang," kata Hermawan seusai seminar dan presentasi bertema "Bom Thamrin dan Data Base Bom" di Gedung LIPI, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2016).
Terlebih lagi, lanjut dia, masyarakat Sulawesi Utara dengan masyarakat Mindanao juga sudah saling berkerabat. Dua warga di dua daerah beda negara ini sejak lama sudah saling menyeberang melakukan perjalanan.
Ini yang dimanfaatkan penyelundup senjata ilegal untuk memasok dari Filipina ke Indonesia.
"Jalur tikusnya itu banyak sekali," ujar Hermawan. (Baca: Polisi Temukan Pistol Organik di Lokasi Teror Bom Sarinah)
Sementara itu, Hermawan mengungkapkan bahwa jalur pemasokan senjata ilegal juga marak terjadi di wilayah barat Indonesia.
"Kalau arah barat, itu lebih parah lagi, semua kawasan dari Padang sampai Aceh itu Kepulauan Riau, ribuan ratusan jalur untuk selundupan senjata dan bom banyak sekali," kata Hermawan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengungkapkan bahwa senjata api kelompok teroris di Thamrin merupakan buatan Filipina. Namun, dia menegaskan bahwa belum tentu senjata tersebut dipasok oleh kelompok radikal di Mindanao, Filipina.
"Apakah itu terkait sama kelompok yang di Mindano? Belum tentu karena belum menemukan fakta ke sana. Tetapi, kalau senjata-senjata itu buatan Filipina, iya," kata Badrodin di Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Di Filipina, lanjut Badrodin, pembuatan senjata cukup bebas. Bahkan, di sana, ada industri rumahan untuk membuat senjata api.
"Home industry di sana bisa membuat senjata. Bisa juga diperjualkan ke setiap orang, juga bisa beli senjata," kata Badrodin. (Baca: Analisis Kriminolog tentang Gerak-gerik Afif Saat Jadi "Koboi" Bom Thamrin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.