Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penetapan Tersangka Pembunuh Mirna, Polisi Diminta Lengkapi Alat Bukti

Kompas.com - 27/01/2016, 09:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polda Metro Jaya belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin.

Pada Selasa (26/1/2016), jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengadakan rapat koordinasi dengan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Seperti dikutip dari harian Kompas, Rabu (27/1/2016), rapat koordinasi tersebut berlangsung selama lima jam di kantor Kejati DKI, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Rapat itu dimulai pukul 10.30 dan baru berakhir sekitar pukul 15.30.

Kepala Kejaksaan Tinggi Sudung Situmorang mengatakan, dalam surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) polisi belum menyebut satu nama pun.

"Tidak ada satu pun nama tersangka dalam SPDP tersebut," tegasnya.

Asisten Tindak Pidana Umum Kejati DKI Jakarta M Nasrun yang mengikuti rapat tersebut mengatakan, ada barang bukti yang kurang untuk menetapkan tersangka.

Hal itu diakui Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti.

"Kami tinggal melengkapi tiga saksi ahli. Kami akan membuatkan berita acara ketiga saksi ahli tersebut," ujarnya.

"Belum ada tersangkanya memang karena ada beberapa hal yang harus dilengkapi dalam berkas perkara," lanjut Krishna.

Soal ada SPDP, tetapi belum ada nama tersangka, itu dianggap hal biasa.

"Enggak ada masalah. Nanti pada proses pemberkasan baru muncul tersangkanya. Ini kan masih disidik tersangkanya," ujarnya.

Krishna belum bisa memastikan apakah akan ada penetapan tersangka dalam dua hari ke depan. Namun ia menduga tersangka pembunuh Mirna hanya satu orang.

Seperti diberitakan, Mirna meninggal setelah minum kopi bercampur sianida di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari lalu.

Ia berada di kopi tersebut bersama dua temannya, Jessica dan Hani. Menurut prarekonstruksi, Jessica datang lebih dulu dan memesan minuman untuk dua temannya itu.

Setelah minum kopi, Mirna kejang-kejang dan dari mulutnya keluar busa. Ia dibawa ke RS Abdi Waluyo dan tewas.

Jenazahnya kemudian diotopsi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Tim Labfor Polri menyebut, ada kandungan sianida sebesar 3,75 gram di dalam tubuh perempuan berusia 27 tahun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com