Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah PRT Disekap dan Dianiaya Majikan Selama 6 Tahun

Kompas.com - 10/02/2016, 05:15 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Kamu jangan takut, sekarang kamu sudah di kantor polisi," kata seorang petugas berusaha menenangkan Sri Siti Marni alias Ani (20), seorang pembantu rumah tangga (PRT) yang dianiaya majikannya di Jakarta Timur.

Masih tersirat ekspresi takut dan trauma pada perempuan bertubuh mungil tersebut, saat melapor kasus penganiayaan yang menimpanya polisi.

Selasa (9/2/2016) pagi, Ani melarikan diri dari rumah majikannya, Meta Hasan Mudalifah (40), dengan kondisi babak belur. Luka lebam parah hantaman benda tumpul terlihat di wajah, telinga, dan kepalanya. Itu belum termasuk bekas seterikaan di perut dan siraman air panas di dada perempuan asal Bogor, Jawa Barat, tersebut.

Korban melarikan diri turun dari lantai tiga (tempat jemuran) rumah majikannya dengan menggunakan seutas kabel melewati rumah tetangga. Ani sampai ke pos kepolisian terdekat berkat bantuan warga sebelum akhirnya membuat laporan di Polsek Matraman.

Berdasarkan penuturannya kepada petugas, penganiayaan yang dialaminya sudah terjadi sejak 2009. Belakangan pembantu pria di rumah tersebut bernama Ari (21) juga terlibat. Korban mengaku, saat berbuat salah sedikit, dia langsung dianiaya.

Setelah memeriksa korban, polisi dengan dua mobil menuju ke lokasi kejadian di Jalan Moncokerto III, RT 14 RW 12, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur. Rumah tersebut mulanya seperti tak berpenghuni. Namun, setelah digedor muncul sosok laki-laki dari dalam rumah.

Ia tak lain adalah Ari, si pembantu pria. Sikap Ari yang tidak kooperatif membuat petugas terpaksa mengikat kedua tangannya. Polisi disaksikan pengurus warga akhirnya masuk menggeledah rumah, sambil membawa korban. Petugas mencari pemilik rumah namun yang bersangkutan sedang keluar.

Dari keterangan beberapa warga, termasuk Ketua RW 12, Sugiarti, kasus penganiayaan ini sudah tercium warga. Pasalnya, warga kerap mendengar suara rintihan minta tolong. Namun, warga kesulitan membuktikan karena sikap tertutup para pelakunya.

Tak hanya itu, keluarga pelaku juga pernah marah-marah ke warga saat hendak mencari tahu soal kejadian.

"RT-nya pernah dipanggil mau digebukin. Mau dituntut kita. Penganiayaannya udah sering," ujar Sugiarti.

Tak sedikit warga yang sudah geram dengan aksi penghuni rumah. Warga bersyukur polisi mau datang untuk membawa pelakunya bertanggung jawab. Ari diciduk petugas berserta barang bukti gayung, sikat, gagang sapu dengan bercak darah, dan lainnya.

Kepala Polsek Matraman Komisaris Suyoto mengatakan, berdasarkan keterangan korban, sang majikan adalah otak penganiayaan PRT kasus kekerasan dalam rumah tangga ini.

"Otak (penganiayaan)-nya majikan korban yang namanya MHM, umurnya sekitar 40 tahunan," ujar Suyoto di Mapolsek Matraman, Selasa (9/2/2016).

Polisi pun mencari Meta lantaran saat digerebek rumahnya, yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat. Jika tak ketemu, polisi bisa menerbitkan daftar pencarian orang (DPO) atas pelaku.

"Kita upayakan cari dulu (Meta). Kalau tidak ketemu kita terbitkan DPO," ujar Suyoto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com