Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Berharap Enggak Ada Pertumpahan Darah di Kalijodo..."

Kompas.com - 12/02/2016, 10:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Warga penghuni kawasan prostitusi dan perjudian di Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, menganggap remeh gagasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menggusur tempat itu.

Secara umum, warga Kalijodo termasuk para pekerja seks komersial (PSK)-nya mengaku akan melawan jika kawasan itu benar-benar digusur. Mereka mengaku sudah menetap di kawasan ini bertahun-tahun.

Warga juga menolak direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang disediakan Ahok lantaran sudah enak di Kalijodo.

Pantauan Warta Kota, Kamis (11/2/2016) siang, kondisi Jalan Kepanduan II RT 001 RT 005, Kelurahan Pejagalan, tampak sepi.

Para PSK yang biasanya beraktivitas di sejumlah pub, kafe, atau klub yang berjejer di jalan itu belum bergeliat.

Tampak sejumlah perempuan penghibur yang bekerja sejak malam beranjak pulang dan tengah membersihkan lokasi hiburan tempatnya bekerja.

Terlihat sejumlah laki-laki berbadan kekar berdiri mengawasi beberapa lokasi hiburan di jalan tersebut. Di sisi lain, di jalan yang berdekatan dengan Kanal Banjir Barat (KBB) itu hanya terlihat beberapa warga yang tengah beraktivitas seperti biasanya.

Di antara mereka, ada yang tengah menjemur pakaian, mencuci sepeda motor, menjaga warung makan dan sembako, serta beberapa tukang parkir liar yang mengatur sepeda motor dan mobil, tak jauh dari tempat hiburan itu.

Pada malam hari, tarif parkir mobil Rp 80.000 ditambah uang keamanan Rp 20.000 sekali parkir. Jalan yang berbatasan dengan Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat, ini juga terlihat cukup ramai dilintasi kendaraan.

Tidak resah

Sementara itu, di permukiman kumuh di kolong tol Kalijodo atau tepatnya di RW 004, sejumlah warga juga beraktivitas seperti biasa.

Tak tampak dari wajah mereka ada keresahan, menyusul rencana Ahok menggusur ratusan bangunan liar di kolong tol Kalijodo.

Beberapa sopir truk terpantau tengah asyik duduk-duduk sambil menyeruput kopi panas bersama rekan-rekannya di kolong tol Kalijodo yang dijadikan lokasi parkir.

Lebih jauh, Warta Kota memantau kawasan permukiman kumuh itu dan tampak sejumlah anak kecil tengah bermain di gang-gang yang sudah disekat dengan bangunan liar berbahan tripleks serta kayu.

Suasananya cukup tenang, meski jika ada orang asing masuk ke wilayah itu disambut tatapan sinis oleh warga setempat.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com