Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Penggusuran Kalijodo, Syarif Bertahan Ingin Lihat Rumahnya untuk Kali Terakhir

Kompas.com - 29/02/2016, 08:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih ada warga yang memilih berdiam diri di sekitar rumahnya di tengah pembongkaran bangunan kawasan Kalijodo yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, Senin (29/2/2016).

(Baca: Sekali Ayun, Ekskavator Robohkan Warung di Kalijodo)

Oleh karena itu, polisi dan sejumlah petugas lain mendatangi rumah warga tersebut.

Mereka adalah Syarif (56) bersama istrinya, Siti, dan sejumlah anggota keluarga lain yang merupakan warga Kalijodo di RT 04 RW 05 Penjaringan, Jakarta Utara.

Warga yang menolak pindah itu akhirnya ditemui Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Daniel Bolly Hyronimus Tifaona dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Iqbal beserta rombongan.

Kepada polisi, Syarif mengaku bukan bermaksud bertahan. "Saya bukan bertahan. Kan sudah perjanjian dengan Pak Kapolres, sampai pukul 15.00. Kalau saya bertahan kan saya melanggar perjanjian," kata Syarif di depan rumahnya, Senin (29/2/2016).

Syarif mengaku hanya ingin melihat rumahnya untuk kali terakhir. Rumah Syarif merupakan tempat indekos dengan 17 kamar.

Untuk membangun rumah tersebut, Syarif mengaku mengeluarkan uang Rp 500 juta. "Kami sebagai warga istilahnya ingin menyaksikan rumah kami terakhir kalinya," ujar Syarif.

Setelah pembongkaran Kalijodo, Syarif belum berniat untuk tinggal di rusun yang disediakan Pemprov DKI.

"Saya sudah tua begini, mau kerja apa, mau dagang apa di rusun," ujar Syarif.

Ia mengaku akan pindah ke daerah Ngawi di Jawa Timur, di rumah keluarga istrinya.

Namun, ia masih akan berada di Jakarta untuk mengikuti jalannya gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). (Baca: Sejumlah Ekskavator Berjejer Siap Memorak-porandakan Bangunan di Kalijodo)

Saat ini, kata Syarif, warga menggunakan dua kuasa hukum, yakni Razman Arief Nasution dan Efendi, untuk menggugat penggusuran ini ke PTUN.

Dengan gugatan itu, Syarif berharap mendapatkan kompensasi atas bangunan yang dibongkar.

"Kami masih nunggu hasil PTUN, mudah-mudahan menang, biar kami bisa dapat ganti rugi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zeo Levana Mengaku Buat Konten 'Terjebak di Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten "Terjebak di Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com