Angka ini tercatat sejak Dinas Pendidikan DKI Jakarta membuka posko mutasi pelajar pada 25 Februari 2016, atau empat hari sebelum penggusuran bangunan di Kalijodo.
Akibat penggusuran, warga Kalijodo direlokasi ke rusun, salah satunya Rusun Pulogebang. (Baca: RT Khusus Warga Kalijodo di Rusun Pulogebang).
Yunianto, Kepala Sekolah SDN Pulo Gebang 19 Petang yang menjaga posko hari ini mengatakan bahwa pihaknya akan membuka posko layanan ini.
"Kami akan buka terus layanan hingga yang di sana (Kalijodo) beres," kata Yunianto kepada Kompas.com, Jumat (11/3/16).
Namun, dia tidak menyebutkan sampai kapan posko yang membantu pelajar asa Kalijodo pindah ini dibuka.
Menurut dia, Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur tidak mempermasalahkan kuota kursi untuk pelajar dari Kalijodo yang ingin pindah.
"Berapapun yang mau pindah, sampai ratusan juga akan kami terima," ujar Yunianto.
Sekolah yang menjadi tujuan mutasi antara lain SDN 01 dan 02 Pulo Gebang, SMPN 172, SMPN 193, dan SMA 11.
Sekolah-sekolah itu lokasinya dekat dengan Rusun Pulogebang. Yunianto menyampaikan, dari 19 anak yang mengajukan pindah sekolah, 10 di antaranya adalah siswa SD.
Semua anak yang mendaftar pindah sekolah ini berasal dari sekolah negeri. Menurut Yunianto, proses pemindahan pelajar juga tergolong mudah.
Orangtua atau wali pelajar hanya perlu mendaftarkan anaknya dan menyerahkan kartu keluarga serta akta kelahiran. (Baca: Ada Rasa Tak Rela Saat Tinggalkan Kalijodo).
Para pelajar bisa langsung bersekolah keesokan harinya setelah mendaftarkan diri di posko.
"Prioritasnya jangan sampai anak-anak ini menunggu atau putus sekolah," kata Yunianto.