JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkapkan, perusahaannya sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak ikut unjuk rasa dan beroperasi seperti biasa hari ini, Selasa (22/3/2016).
"Saya sudah mengeluarkan larangan untuk tidak berdemo dan operasi seperti biasa," kata Adrianto saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Selasa.
Imbauan tersebut dibuat sejak Minggu, 20 Maret 2016, dan langsung disosialisasikan ke semua sopir taksi Blue Bird. Adrianto menduga, aksi sweeping terhadap taksi Blue Bird karena masih banyak taksi yang beroperasi.
"Karena mereka melihat Blue Bird masih banyak beroperasi seperti biasa, maka mereka menjadi anarkistis ke kita," kata Adrianto.
Kendati demikian, Adrianto mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa menghindari jika sopirnya ikut bergabung untuk unjuk rasa. Sebab, unjuk rasa tersebut dilakukan oleh sopir angkutan umum yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD).
"Jadi itu hal sulit dikontrol karena mereka keluar dari pul kan kerja," sambung Adrianto.
PPAD bersama kelompok bernama Forum Komunikasi Masyarakat Penyelenggara Angkutan Umum (FK-MPAU) akan mengajukan tuntutannya tentang keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi online yang masih bebas beroperasi.
Mereka juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membekukan operasi perusahaan tersebut yang menggunakan kendaraan berpelat hitam sebagai angkutan umum, seperti Uber, Grab, dan perusahaan angkutan umum lainnya.
Unjuk rasa akan berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 17.30 WIB dengan perkiraan massa sebanyak 8.000 orang. Titik unjuk rasa tersebut akan difokuskan di depan Istana Merdeka dan Gedung MPR/DPR. (Baca: Kaca Mobil Dipecahkan, Penumpang Blue Bird Diancam dan Dipaksa Turun)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.