Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hanura dengan Jargon Hati Nurani Kok Dukung Cagub yang Tak Punya Nurani?"

Kompas.com - 27/03/2016, 14:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPD Partai Hanura DKI Jakarta bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Rahmat HS memiliki alasan sehingga memilih keluar dari partainya.

Ia menilai sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang kini didukung partainya itu tidak memiliki visi misi yang sejalan dengan Hanura.

(Baca: "Kader Hanura yang Tolak Ahok Diberi 3 Pilihan, yakni Diam, Keluar, atau Dipecat" ).

"Partai kami selalu melakukan pendekatan dengan hati nurani. Ahok ini bukan orang yang punya hati nurani menurut kami terutama dengan kebijakannya yang suka menggusur rakyat kecil, menggusur PKL dan warga Kampung Pulo," ujar Rahmat di kawasan Sarinah, Jalan M.H Thamrin, Minggu (27/3/2016).

Rahmat juga menilai pemerintahan Ahok tanpa prestasi. Hal ini, menurut dia, ditunjukkan dengan penyerapan anggaran yang cenderung rendah.

Terkait pengunduran dirinya, Rahmat akan mengirimkan surat kepada DPP Hanura.

Dalam surat pengunduran dirinya, Rahmat juga menjelaskan alasan yang sama.

"Alasan mendasar bagi saya adalah sangat tidak bisa di terima dengan akal sehat saya. Partai Hanura dengan jargon Hati Nurani kok bisa mendukung calon gubernur yang menurut saya justru tidak punya hati nurani," ujar Rahmat membaca isi suratnya.

"Dengan tindakan yang kita tahu bersama misalnya bicara kasar cenderung kotor, suka menggusur rakyat kecil, menuduh DPRD maling dan sulit dijadikan teladan untuk warga Jakarta khususnya generasi muda Jakarta," tambah dia.

Ia juga merasa aneh dengan partainya yang dulu merupakan pelopor hak angket di DPRD DKI.

Sikap partai saat ini, kata dia, begitu bertentangan dengan sikap partai dulu. (Baca: Tak Sudi Dukung Ahok, Dua Wakil Ketua DPD Hanura "Lepas Jaket Partai").

"Apalagi partai Hanura DKI Jakarta dengan fraksinya yang ada di DPRD DKI mempelopori hak angket terhadap Ahok yang melanggar perundang-undangan mengajukan RAPBD 2015 yang bukan hasil pembahasan bersama DPRD DKI," ujar Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com