JAKARTA, KOMPAS.com - Museum Bahari di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, lebih banyak didatangi oleh wisatawan mancanegara ketimbang wisatawan domestik.
Padahal, dari enam museum di kawasan Kota Tua Jakarta, Museum Bahari termasuk yang paling sedikit dikunjungi wisatawan domestik atau orang Indonesia sendiri.
"Kan ada enam museum di Kota Tua, yaitu Museum Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta atau Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, sama Museum Bahari. Wisman (wisatawan mancanegara) senang ke sini, paling banyak dari enam museum itu, karena tertarik dengan bangunan tua bekas peninggalan zaman Belanda," kata Kepala Museum Bahari Husnison Nizar kepada Kompas.com, Sabtu (2/4/2016).
Jika bicara soal akses, Museum Bahari termasuk yang agak sulit dijangkau. Hal itu dikarenakan tidak adanya rute bus transjakarta maupun kereta yang mengarah hingga menuju ke Museum Bahari.
Pengunjung yang datang harus beberapa kali berganti angkutan umum dan menembus kemacetan jalan yang ramai dilewati oleh truk-truk berukuran besar. Berbeda dengan lima museum lainnya yang mudah diakses dengan kereta dan angkutan umum lainnya.
Di dekat kelima museum selain Museum Bahari, ada Stasiun Jakarta Kota dan Halte Kota untuk bus transjakarta. Hal itulah yang membuat wisatawan domestik lebih banyak berkunjung selain ke Museum Bahari. (Baca: Mengenal Sejarah Museum Bahari, Bangunan Bekas Gudang Rempah VOC)
Pantauan Kompas.com, di hari ini, tidak terlalu ramai pengunjung yang memasuki Museum Bahari. Berbeda dengan pelataran Museum Sejarah Jakarta yang lebih ramai dari pagi hingga siang hari.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang memproses penertiban dan revitalisasi kawasan wisata bahari, termasuk Museum Bahari dan sekitarnya.
Setelah direvitalisasi, Husnison yakin, pengunjung akan lebih banyak berdatangan untuk menikmati rangkaian wisata bahari, mulai dari Menara Syahbandar, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Masjid serta Makam Keramat Luar Batang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.