Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2016, 07:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan nelayan Teluk Jakarta berbondong-bondong menuju Pulau G, Jakarta, Minggu (17/4/2016). Berbekal perahu dan semangat, para nelayan bergerak menduduki pulau reklamasi proyek PT Muara Wisesa Samudera, anak perusahaan PT Agung Podomoro Land (APLN) tersebut.

Aksi nelayan ini merupakan bagian dari kekesalannya terhadap reklamasi. Pembangunan daratan ini dianggap mematikan mata pencaharian nelayan tradisional di sekitar Teluk Jakarta. Para nelayan akhirnya bersepakat untuk mendatangi dan menyegel Pulau G.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Riza Damanik, mengungkapkan aksi penyegelan merupakan simbol penolakan terhadap reklamasi. Menurut Riza, saat ini sudah ada beberapa alasan untuk tidak melanjutkan proyek reklamasi.

"Ini sudah legitimate dengan beberapa alasan," kata Riza di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu, (17/4/2016).

Alasan tersebut antara lain adalah sikap para nelayan yang menolak reklamasi, rekomendasi pemerintah pusat agar reklamasi dihentikan, dan tidak dilanjutkannya pembahasan raperda reklamasi oleh DPRD DKI Jakarta.

"Komisi IV DPR RI juga menyarankan untuk tidak dilanjutkan. KPK sudah mengimbau umtuk tidak melanjutkan," kata Riza.

( Bca: Ahok: Kalau Pak JK Minta Reklamasi Dihentikan, Dasar Hukumnya Mana? )

Ke depan, ia meminta ketegasan dari berbagai pihak untuk mengambil langkah terhadap reklamasi ini. Salah satunya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyegel pulau-pulau yang tidak melengkapi dokumen lingkungan hidup dengan baik.

"Itu mudah saja dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup," kata Riza.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Keluarga Korban Kecelakaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Terima Santunan Rp 60 Juta

Megapolitan
Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Tukang Tambal Ban Digeruduk Ojol, Diduga Sebar Ranjau Paku di Jalan MT Haryono

Megapolitan
Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan 'Ngaku' Ingin Beli Pulsa

Cabuli 5 Anak di Cengkareng, Pelaku Masuk Rumah Korban dan "Ngaku" Ingin Beli Pulsa

Megapolitan
Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Murid dan Guru SMK Lingga Kencana Trauma, Menangis Saat Ditanya Kronologi Kecelakaan

Megapolitan
Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Kontennya Diduga Merendahkan Bahasa Isyarat, Komika Gerall Dilaporkan ke Polisi

Megapolitan
Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Soal Dugaan Bus Pariwisata SMK Lingga Kencana Tidak Laik Jalan, Yayasan Harap Polisi Beri Info Seterang-terangnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com