Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tepis Kritik Djarot soal PPSU

Kompas.com - 18/04/2016, 12:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjelaskan latar belakang dibentuknya petugas pemeliharaan prasarana dan sarana umum (PPSU). Ia menegaskan bahwa PPSU dibentuk bukan untuk menghilangkan budaya gotong royong warga.

Menurut Ahok, PPSU dibentuk dengan tujuan agar sampah-sampah yang ada di selokan bisa tertangani setiap hari.

"Kalau Jakarta cuma ngandalin kerja bakti tiap hari, ada enggak yang mau kerja bakti? Enggak ada," kata dia di Balai Kota, Senin (18/4/2016).

Ahok yakin, sampah yang ada di selokan tidak akan dapat ditangani dengan baik jika hanya mengandalkan warga yang bekerja bakti. Pasalnya, warga juga memiliki kesibukan dan tidak mungkin dapat kerja bakti setiap hari.

Sementara itu, jika sampah dibiarkan begitu saja, hal itu berpotensi menimbulkan genangan, terutama saat hujan deras.

"Terus kalau Jakarta bersihin seminggu sekali, bersih enggak? Tiap hari, hitungan jam juga ada sampah lagi," kata Ahok.

"Saya itu enggak mau ada yang tergenang. Kenapa? Sampah. Jadi, gimana mau pakai gotong royong? Nunggu?" kata dia lagi.

(Baca: Djarot dan Kritiknya untuk Ahok)

Saat berkunjung ke Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2016), Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyoroti tugas PPSU yang turun hingga ke permukiman warga.

Menurut Djarot, keberadaan "pasukan oranye" itu bisa mematikan budaya kerja bakti para warga. Djarot menilai, keberadaan PPSU membuat warga menjadi manja. Seharusnya, kata dia, PPSU hanya bersifat membantu warga.

Menanggapi hal itu, Ahok berkeyakinan Djarot tidak pernah menolak diberdayakannya PPSU di tengah masyarakat. Sebab, ia menyebut Djarot ikut menyetujui jelang diterbitkannya surat keputusan (SK) gubernur mengenai pembentukan PPSU pada 2015.

Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com