Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Atlet dan Pelatih Kuda jika Pacuan Kuda Pulomas Digusur

Kompas.com - 22/04/2016, 09:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para atlet dan pelatih berkuda yang bermarkas di pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, resah dengan penggusuran yang dialami mereka. Pasalnya, mereka khawatir kehilangan pekerjaan mereka.

Lapangan pacuan kuda di Pulomas rencananya akan digusur untuk digantikan dengan arena equestrian (lompat kuda). Oleh karenanya, atlet dan pelatih kuda setempat bingung bagaimana nasib pacuan kuda kedepan.

Salah satu pelatih kuda pacuan, Refli Salu (47), mencontohkan, kuda untuk pacuan dimiliki seseorang. Ketika lapangan pacu digusur, kemungkinan besar si pemilik akan menjual kudanya.

"Pemilik kudanya orang DKI, kalau pacuan enggak ada, otomatis dia jual kudanya. Kalau dijual, kita enggak punya pekerjaan," kata Refli, kepada Kompas.com, Kamis (21/4/2016).

Sebagai pelatih kuda pacuan, Refli mengatakan tidak dapat beralih untuk menjadi pelatih kuda equestrian. Ia sudah terbiasa melatih kuda pacuan.

Selain itu, penggusuran tempat tinggal pelatih dan atlet kuda pacuan dari asrama yang ada di dalam area pacuan kuda Pulomas juga mengecewakan. Pelatih, joki, maupun atlet pacuan kuda direlokasi ke Rusun Pulogebang yang letaknya jauh.

Pemerintah DKI dianggap kurang perhatian karena menempatkan pelatih dan atlet jauh dari lokasi kandang kuda di dalam lapangan pacuan kuda Pulomas.

"Padahal, di sini juga ada atlet nasional yang pernah menyumbang emas di Asean Games Myanmar kemarin," ujar Refli.

Fendi Najoan (36), atlet DKI cabang pacuan kuda yang ikut kena gusur mengakui terganggu dengan gusuran asrama tempat tinggalnya itu. Sebab, Fendi mesti berlatih untuk Kejuaraan Nasional dan Pekan Olahraga Nasional.

Dengan direlokasi jauh dari kudanya di Pulomas, Fendi mengaku sulit konsentrasi. Padahal, untuk cabang ini, dari lima medali emas yang akan diperebutkan, DKI punya target untuk meraih tiga medali di antaranya.

"Bagaimana di sini kita konsentrasi sedangkan kita kerja enggak dekat dengan hewan (kuda)," ujar Fendi.

"Harapan saya ke pemerintah agar diperhatikan terutama bagaimana kita mau latihan kalau lapangan kuda juga mau dipindahkan. Kita butuh lahan buat latihan, kalau lahan ditutup dan kuda dipindahkan, kita latihan di mana," ujarnya.

Kompas TV 600 Personel Gabungan Menggusur Area Pulomas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com