Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Taufik soal Pertemuan di Rumah Aguan

Kompas.com - 26/04/2016, 20:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik, mengaku diajak Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi, saat berkunjung ke rumah Chairman Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, di Pantai Indah Kapuk pada sekitar awal tahun ini. Para pimpinan DPRD lain, kata Taufik, juga diajak Prasetio.

Namun, Taufik mengaku tidak tahu bahwa ada pembicaraan soal fee dalam rancangan peraturan daerah (raperda) terkait reklamasi dalam pertemuan itu.

"Tanya Pak Ketua DPRD. Saya enggak ngapa-ngapain di sana ya. Orang saya juga dikenalkan saja," kata Taufik di Kantor DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Jalan Pecenongan, Selasa (26/4/2016).

"Enggak ngomong apa-apa. Orang di sana ramai, banyak tamunya," tambah dia.

Taufik menceritakan, saat berada di rumah Aguan dia hanya makan pempek. Setelah itu, dia mengikuti teman-temannya merokok di ruangan bagian belakang rumah.

Taufik melanjutkan, Aguan sempat menemani mereka di ruang belakang itu tetapi tidak lama. Aguan segera masuk karena harus menemani tamunya yang lain. Tidak lama setelah itu, Taufik dan yang lain pun pulang.

"Jadi teman-teman mau ngerokok terus pasa pindah ke ruang belakang. Abis itu Aguan masuk lagi ke dalam. Udah begitu aja," ujar Taufik.

Aguan disebut pernah bertemu dengan para pimpinan DPRD DKI Jakarta. Informasi tersebut diperoleh dari kuasa hukum M Sanusi, Irsan Gusfrianto. Irsan menjelaskan, pertemuan dengan Aguan dihadiri Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik, anggota Badan Legislasi Muhammad (Ongen) Sangaji, dan Ketua Panitia Khusus Reklamasi Selamat Nurdin di rumah Aguan di Pantai Indah Kapuk.

Ia juga menyebut Sanusi hadir pada pertemuan antara pimpinan DPRD DKI dengan Aguan itu. Sanusi yang merupakan adik Taufik ditangkap tangan Komisi Pemberantasan Koruspi (KPK) setelah diduga menerima uang suap dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja. Pemberian uang suap itu diduga terkait pembahasan dua raperda tentang reklamasi di Teluk Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta 'Napak Reformasi' Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Peringati Tragedi Mei 1998, Peserta "Napak Reformasi" Khusyuk Doa Bersama dan Tabur Bunga

Megapolitan
Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com