Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Dikerjai Warga, Ahok Kapok Beri Uang Kerahiman

Kompas.com - 01/05/2016, 16:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menceritakan pengalamannya berhadapan dengan berbagai macam watak warga Jakarta yang akan digusur.

Dia mengatakan, ketika dia masih menjabat sebagai wakil gubernur, Ahok selalu menemui warga yang akan digusur. Namun, kata Ahok, dulu warga suka "mengerjai" Pemprov DKI.

Dulu, Pemprov DKI pernah memberikan uang kerahiman kepada warga yang digusur sebesar Rp 800.000. Setelah dibayar, mereka malah demo ke Balai Kota DKI.

Tidak berapa lama kemudian, mereka malah kembali membangun bangunan di tempat yang baru saja digusur. Mereka kembali meminta kerahiman ketika Pemprov DKI akan membersihkan kembali.

"Pas kita mau bersihin lagi, eh langsung minta kerahiman lagi," ujar Ahok di kediamannya di Kompleks Pantai Mutiara, Minggu (1/5/2016).

Akibat hal itu, Ahok tidak mau lagi memberi uang kerahiman kepada warga yang digusur. Sebagai gantinya, dia memberikan warga rusun.

"Makanya saya bilang tidak ada kerahiman lagi. Yang ada adalah rusun buat Anda, anak Anda dikasih KJP, naik bus gratis. Ini lebih mahal dari kerahiman loh dan yang dapat rusun pasti orang situ asli," ujar Ahok.

Ahok mengatakan hal serupa juga terjadi ketika Pemprov DKI menertibkan permukiman di Muara Angke. Dulu, pernah ada seorang ibu yang datang sambil menangis kepada Ahok, memohon untuk tidak digusur.

Ahok pun menelusuri latar belakang wanita tersebut. Ternyata, wanita tersebut bukanlah orang miskin melainkan pemilik lapak yang menyewakan lahan negara ke orang-orang.

"Saya cek dia udah diusir dua kali dari Budha Tzu Ci, punya kontrakan Rp 25 juta setahun. Kurang ajar enggak?" ujar Ahok.

"Saya sudah hapal permainan sandiwara di Jakarta. Yang penting kita perlakukan mereka manusiawi, kita memanusiakan manusia," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com