Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMAN 3 Diimbau Koordinasikan Tongkrongan Siswanya dengan Aparat Setempat

Kompas.com - 03/05/2016, 19:46 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sopan Adrianto, memanggil Kepala SMAN 3 Jakarta Selatan, Ratna Budiarti, terkait kasus bullying (perundungan) yang terjadi di sekolahnya.

Sopan menyarankan pihak sekolah untuk mengoordinasikan tongkrongan para siswa di sekitar SMAN 3 dengan pihak apara setempat. Ia misalnya menyarankan agar pihak sekolah meminta PLN menutup gardunya yang terbengkali supaya tidak dijadikan tongkrongam para siswa.

"Saya tadi sudah menyarankan juga kepala sekolahnya agar kirim surat ke PLN agar ditutup karena itu (lokasi bullying) kan gardu ya. Kemudian camat (dan) lurah harus segera dihubungi dan kepala sekolahnya menyanggupi untuk melakukan itu segera," kata Sopan di Kantor Dinas Pendidikan DKI, Jalan Gatot Subroto, Selasa (3/5/2016).

Sopan juga meminta kepala sekolah melaporkan kejadian bullying tersebut secara lengkap. Kepala sekolah diminta membuat laporan tertulis dan diwawancara.

"Jadi tadi sudah kami panggil dan sudah buat laporan secara wawancara dan secara tertulis. Kami hanya melakukan pembinaan karena selebihnya diserahkan ke otonomi sekolah," kata Sopan.

Menurut dia, Dinas Pendidikan tidak memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi. Disdik sepenuhnya memberikan kewenangan tersebut kepada pihak sekolah.

"Dinas pendidikan menyerahkan semua penuh ke pihak sekolah karena sekolah punya otonomi dan tata tertib. Nah tata tertibnya seperti apa dan bagaimana kita kembalikan kepada sekolah. Ya kita tunggu saja," tuturnya.

Video aksi bullying para siswa SMAN 3 Jakarta itu beredar di YouTube. Para siswa disiram air dari teh botol dan abu rokok. Mereka juga mengalami kekerasan verbal. Para pelaku merupakan siswi kelas XII, sementara korban merupakan siswi kelas X.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com