Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemotor yang Mengaku Dipukul Polisi Disebut Bohong dan Melakukan Penghinaan

Kompas.com - 17/05/2016, 15:50 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Kapolres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan membantah pernyataan pemilik akun Facebook Wisnuhandy Widyoastono yang menyebutkan bahwa personel Satuan Lalu Lintas Polres Tangerang Selatan memukul saat menilang.

Wisnu menyebut dipukul ketika dirinya melintas di dekat perempatan Duren, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (16/5/2016).

"Bukan, yang dia bilang salah. Jadi begini, kondisi jalan saat itu sedang macet, dampak dari jembatan yang ambruk itu. Dia bawa sepeda motornya nyelonong lawan arah. Memang ada petugas, tapi lagi ngatur lalu lintas. Karena dia nyelonong, makanya coba diberhentikan sama anggota saya," kata Ayi kepada Kompas.com, Selasa (17/5/2016).

Menurut Ayi, ketika Wisnu coba diberhentikan oleh satu orang anggotanya, Wisnu mengelak dan mengarahkan sepeda motornya melawan arah. Namun, karena di arah berlawanan ada polisi juga yang berjaga, Wisnu pun dapat dihentikan. Ketika polisi menanyai Wisnu, memang ada pertanyaan yang dilontarkan kepada polisi terkait surat tugas razia kendaraan bermotor.

Hal itu dijelaskan oleh Ayi bahwa dalam kondisi tertentu, ketika ada pengendara kendaraan bermotor melanggar aturan, maka polisi bisa menindaknya tanpa surat tugas atau rencana razia sebelumnya.

"Pas lagi mau ditindak itu, keluar kata-kata kasar dari Handy alias Wisnu. Dia menghina polisi dengan kata-kata yang tidak pantas," tutur Ayi. (Baca: Pengendara Sepeda Motor Mengaku Dipukul Polisi, Ini Penjelasan Polres Tangsel)

Bahkan dalam perselisihannya dengan polisi karena tidak bersedia ditilang atas tindakannya melanggar aturan lalu lintas, Wisnu sempat mengaku kenal dengan pejabat polisi dan juga mengaku sebagai wartawan.

Beberapa anggota polisi yang dihina oleh Wisnu terlihat kesal. Mereka pun menghampiri Wisnu, tetapi sama sekali tidak memukulnya. Ayi membantah keras pernyataan Wisnu yang mengatakan bahwa anggotanya memukul Wisnu berkali-kali.

"Itu tidak benar. Saya sudah tanya anggota saya kalau tidak ada yang memukul. Mereka cuma mau buka helmnya Wisnu itu, tapi dibilang sama dia kalau dia dipukul. Anggota di lapangan kalau dihina kayak gitu kan kesal juga. Mereka mau lihat, kayak apa sih muka orang itu, tapi sama sekali tidak ada mukul," ujar Ayi.

Ayi pun meminta anggotanya ditemani Kasat Lantas Polres Tangerang Selatan untuk menemui Wisnu. Saat ditemui nanti, pihaknya akan meminta penjelasan apakah kejadian sebenarnya memang sesuai dengan yang ditulis Wisnu di akun Facebook-nya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com