Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Penyandang Disabilitas ke Fasilitas Umum Masih Buruk

Kompas.com - 30/05/2016, 16:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan infrastruktur di DKI Jakarta diharapkan memperhatikan kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas agar mereka bisa mengakses fasilitas publik yang disediakan pemerintah.

Keterbatasan akses ke fasilitas publik, termasuk angkutan umum, salah satunya disebabkan infrastruktur yang tersedia belum ramah terhadap penyandang disabilitas.

Ketua Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (Gaun) Ariani Soekanwo, Sabtu (28/5/2016), di Jakarta, mengatakan, banyak prasarana di Jakarta tak membantu penyandang disabilitas untuk bisa mengakses fasilitas publik.

"Ubin pemandu tunanetra, misalnya, banyak yang mengarahkan pengguna ke pohon atau tiang listrik. Ini, kan, enggak benar. Seharusnya infrastruktur ini bisa memandu ke arah yang benar," ucapnya dalam pencanangan Gaun dan peresmian trotoar S di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, tepatnya di samping RS Cipto Mangunkusumo.

Dia menambahkan, infrastruktur yang tidak berpihak kepada penyandang disabilitas ini membuat mereka yang memiliki kebutuhan khusus akhirnya tidak bisa mandiri saat berada di ruang publik. Sebagian besar dari mereka harus bergantung pada bantuan orang lain.

Pembangunan trotoar percontohan di Jalan Diponegoro ini, menurut Ariani, membantu penyandang disabilitas agar bisa beraktivitas di ruang publik.

Penghalang sepeda motor atau gerobak pedagang naik ke trotoar dibuat seperti bentuk S.

Penghalang ini memungkinkan pengguna kursi roda naik ke trotoar sekaligus menghalangi sepeda motor ataupun gerobak naik ke trotoar.

Kondisi ini membuat pejalan kaki menjadi aman dan nyaman di trotoar, termasuk penyandang disabilitas. Lampu pelican crossing untuk penyeberang jalan juga mudah diakses.

"Pembangunan trotoar ini mengikuti saran dari teman-teman disabilitas. Memang belum sempurna, seperti tingkat kemiringan trotoar serta lama waktu menyeberang yang hanya 15 detik. Idealnya waktu menyeberang 22 detik. Masukan kami diterima Pemprov DKI. Ini merupakan langkah baik dan diharapkan bisa diperluas ke wilayah lain," tutur Ariani yang juga tunanetra itu.

Kendaraan pribadi

Sriatun, pengguna kursi roda, terpaksa mengandalkan sepeda motor berkereta samping untuk mengakomodasi perjalanannya.

"Naik motor lebih mudah bagi saya. Sebab, dengan memakai kursi roda, saya sulit mencapai halte transjakarta. Butuh tenaga ekstra dan kondisi prima untuk naik-turun sampai ke halte. Selain itu, kondisi trotoar juga banyak yang enggak ideal," kata Sriatun yang juga atlet tenis lapangan ini.

Dia mengatakan ingin bisa menggunakan angkutan umum. Karena itu, Sriatun berharap Pemprov DKI bisa menyediakan akses yang nyaman dan aman untuk semua orang.

"Kalau trotoar dibuat nyaman seperti ini (di Jalan Diponegoro), bukan saja pengguna kursi roda yang bisa mengakses fasilitas publik, melainkan juga ibu hamil, warga lansia, serta orangtua dengan anak kecil yang memakai kereta dorong," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com