Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direlokasi, Pedagang Tanaman di Senayan Yakin Omzetnya Akan Turun

Kompas.com - 30/05/2016, 16:18 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (30/5/2016), sebagian pedagang tanaman di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat mulai memindahkan dagangannya ke lapak baru mereka di dalam kawasan Gelora Bung Karno, tepatnya di Parkir Timur Senayan.

Ketua Paguyuban Pedagang Tanaman, Agus Taufik, mengatakan mereka bersedia direlokasi meski kecewa dengan sosialisasi yang dilakukan Kecamatan Tanah Abang dan Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK).

Agus dan 115 pedagang lainnya yang terdaftar sebagai binaan Dinas UMKM DKI Jakarta memiliki beberapa keberatan terkait relokasi, salah satunya soal pendapat mereka setelah pindah ke dalam.

"Di dalam itu kan eksklusif, khusus, pembeli mau akses ke dalam harus masuk dan bayar parkir, nggak seperti di sini terbuka, kelihatan," ujar Agus.

Ia memperkirakan keuntungan berdagang di dalam akan menurun karena sepi pembeli. Ia sempat mengusulkan agar pedagang direlokasi ke Jalan Gelora saja, yang notabene masih mudah diakses karena berada di pinggir jalan.

Namun usulan ini ditolak, dan pedagang tetap diminta pindah ke dalam.

PPKGBK menyediakan tempat bagi 115 pedagang masing-masing seluas 2 x 5 meter persegi. Dengan iuran sebesar Rp 70.000 per bulan ke rekening Bank DKI, pedagang mendapat fasilitas berupa listrik dan air selama di dalam.

"Buat kami uang nggak jadi masalah, selama ini kami bayar Rp 3.000 per hari, kalau sehari untungnya Rp 100.000 itu kecil. Sekarang aja sebenarnya kami engap-engapan cari untung. Apalagi nanti di dalam siapa yang bisa jamin kami tetap untung?" ujar Agus.

Agus mengatakan bahwa pedagang membutuhkan waktu untuk pindah dan beradaptasi. Maka mereka keberatan jika harus membayar iuran saat masih dalam proses adaptasi dengan tempat baru.

Direktur Utama PPKGBK Winarto sebelumnya meyakini bahwa dengan relokasi ke dalam, pedagang justru akan meraup keuntungan lebih banyak. Ia menyebut selama ini pedagang tanaman sepi pembeli karena mobil tidak bisa berhenti dan parkir di jalan. Namun jika pindah ke dalam, pembeli bisa leluasa parkir dan berbelanja.

"Saya yakin justru nanti akan lebih sejahtera," ujar Winarto beberapa waktu silam.

Terkait relokasi, ia juga sudah menyosialisasikan agar pedagang tidak perlu khawatir kehilangan pembeli, sebab pihaknya akan memasang spanduk pengumuman yang menginformasikan bahwa pedagang sudah pindah ke dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com