Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruas Jalan di Muara Angke Masih Digenangi Air Akibat Dinding Penahan Jebol

Kompas.com - 07/06/2016, 12:34 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinding penahan air di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (4/6/2016) malam jebol. Dampak jebolnya dinding penahan tersebut masih terlihat hingga saat ini.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi jebolnya dinding, masih tampak rembesan air laut yang menggenangi ruas jalan di kawasan tersebut. Ketinggian air laut hampir sama dengan penahan sementara yang baru dibangun.

Tampak penahan air yang dibuat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI pada Sabtu malam menggunakan bambu dan kantung pasir, tidak efektif mencegah air menggenai jalan.

Selain di lokasi jebolnya dinding, di sisi dinding lainnya yang berjarak 200 meter, air juga mengalir cukup deras. Diketahui bahwa lokasi jebolnya dinding merupakan tempat pelestarian tanaman mangrove.

Air yang mengalir cukup deras membuat jalan yang memiliki struktur lebih rendah langsung digenangi air. Genangan mencapai 10 sentimeter. Namun jika malam hari, ketinggian air bisa merendam ruas jalan hingga 40 sentimeter.

Teguh, petugas keamanan di rusun Muara Angke mengatakan, dinding tersebut dibangun sejak tiga tahun lalu, namun semakin lama terlihat dasar dinding semakin tergerus sehingga menyebabkan dinding tidak bisa menahan debit air. Panjang dinding membentang mencapai 3 kilometer, dengan ketinggian sekitar 2 meter.

"Itu dinding baru 2-3 tahun dibangun, tapi semakin kemari di bawah dinding kayak ambles gitu," ujar Teguh kepada Kompas.com, Selasa (7/6/2016).

Kompas.com/David Oliver Purba Hingga Selasa (7/6/2016) siang, air laut masih menggenangi ruas jalan di dekat jebolnya dinding penahan di Muara Angke, Jakarta Utara.

Namun, air laut tidak sampai menggenai rusun di Muara Angke. Teguh mengatakan meski ketinggian air mencapai 40 sentimeter, struktur tanah di rusun Muara Angke yang cukup tinggi tak sampai membuat air masuk ke lantai dasar permukiman warga.

Teguh menyebut, kenaikan air biasanya dimulai pukul 21.00 WIB, dan pada pukul 03.00 WIB air kembali surut. BPBD DKI menyebut, jebolnya tanggul dikarenakan debit air yang tinggi membuat dinding tidak bisa menahan air.

Di sisi lain, dinding yang memang bukan diperuntukan untuk menahan banjir jelas tidak mampu menahan kenaikan debit air dibanding tanggul yang memiliki struktur lebih kokoh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com