Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ungkap Cita-citanya Menjadi Konglomerat kepada Anak SD

Kompas.com - 12/06/2016, 09:06 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — 
Apa profesi yang pernah diimpikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sewaktu masih anak-anak? Ternyata, pria yang akrab disapa Ahok itu tidak pernah bercita-cita menjadi gubernur.

Seorang murid kelas V dari Mentari School Jakarta beberapa waktu lalu bertanya mengenai cita-cita Ahok ketika masih duduk di kelas V SD. Ahok tersenyum sebelum menjawab pertanyaan polos itu.

"Tahu enggak, dulu itu Bapak mau jadi kepala wilayah produksi," ujar Ahok saat menerima kunjungan siswa kelas V Mentari School, di Balai Kota DKI, Rabu (8/6/2016).

Ahok bercerita, masa kecilnya dihabiskan di Bangka Belitung. Ketika itu, perusahaan tambang timah merupakan perusahaan besar. Kepala wilayah produksi adalah para insinyur yang sudah dianggap seperti pejabat di sana.

Melihat kehidupan mereka, Ahok pun sangat ingin menjadi kepala wilayah produksi di perusahaan tambang. Cita-cita itu masih terus ada sampai dia duduk di bangku SMP.  Namun, pada saat SMA, cita-citanya berubah menjadi dokter.

"Enggak kepikiran jadi gubernur atau masuk di dunia politik saat itu," ujar Ahok.

Masuknya Ahok ke dunia politik tidak lepas dari peran ayah. Dulu setelah kuliah, cita-cita Ahok adalah ingin menjadi konglomerat. Dia ingin membantu warga sekitar dengan kekayaan yang dia miliki.

Namun, sang ayah memberi pemahaman bahwa tidak banyak orang yang bisa dibantu oleh konglomerat.

"Bapak bilang, kamu jadi pejabat saja itu lebih mulia dan bisa tolong lebih banyak orang," ujar Ahok.

Ternyata, kini Ahok tumbuh dengan cita-cita yang disarankan ayahnya, yaitu menjadi pejabat. Dia berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebuah pencapaian yang lebih besar dibandingkan cita-cita masa kecilnya, yaitu bekerja di perusahaan tambang.

Dia pun berpesan kepada anak-anak di sana untuk selalu berani memiliki cita-cita yang tinggi.

Kompas TV Ahok Bantah Reklamasi Bikin Naik Air Laut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Pria yang Dikeroyok karena Dituduh Maling Motor di Grogol Alami Luka Lebam di Wajah

Megapolitan
PKS Dinilai Sulit 'Move On' dari Anies Baswedan

PKS Dinilai Sulit "Move On" dari Anies Baswedan

Megapolitan
4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

4 Pelaku Penjarahan Konser Lentera Festival Kembalikan Pagar Barikade ke Vendor

Megapolitan
Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus 'Like-Subscribe' Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Aksi WNI di Kamboja Kendalikan Penipuan Modus "Like-Subscribe" Youtube, Korban Rugi Rp 806 Juta

Megapolitan
Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di 'Dark Web', Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Data Inafis Diduga Diperjualbelikan di "Dark Web", Kompolnas Minta Polri Proteksi Data Lebih Ketat

Megapolitan
Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Usung Marshel Widianto pada Pilkada Tangsel 2024, Gerindra Bakal Beri Pembekalan

Megapolitan
Potret Kondisi Tugu Selamat Datang  Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Potret Kondisi Tugu Selamat Datang Depok Senilai Rp 1,7 Miliar Kini, Dicoret-coret dan Panel Lampunya Dicuri

Megapolitan
Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlundungan LPSK, Merasa Terancam Usai Digeledah KPK

Megapolitan
Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Akrabnya Gibran dan Heru Budi, Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut hingga Bagi-bagi Susu ke Warga

Megapolitan
Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Dua Saksi Tambahan Kasus “Vina Cirebon” Ajukan Permohonan Perlindungan ke LPSK

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube Rugi Rp 800 Juta

[POPULER JABODETABEK] Alasan Rombongan Tiga Mobil Tak Bayar Makan di Resto Depok | Korban Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube Rugi Rp 800 Juta

Megapolitan
Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Cara ke Taman Kencana Bogor dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Rombongan Tiga Mobil yang Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok Menolak Buat Video Klarifikasi

Megapolitan
Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Warga Tegal Alur Mengeluhkan Minimnya Lampu Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com