Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Ahok ke Pilkada Lebih Mudah jika Lewat Partai, tetapi Lebih Berisiko

Kompas.com - 15/06/2016, 11:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua pintu masuk menuju Pilkada DKI 2017 tersedia bagi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Pertama, melalui jalur partai politik dengan menggunakan dukungan tiga partai pendukungnya, yaitu Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Nasdem. Kedua lewat jalur independen yang data KTP dukungannya sebentar lagi mencapai 1 juta.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, mengatakan, pilihan paling mudah tentu adalah maju melalui jalur partai politik (parpol).

"Partai politik lebih mudah untuk Ahok karena melalui jalur itu Ahok tidak perlu verifikasi faktual lagi," kata Arie kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2016).

Saat memilih jalur partai, Ahok hanya tinggal mendaftar ke KPU DKI saja begitu waktu pendaftaran dibuka. Jika melalui jalur independen, Ahok dan "Teman Ahok" harus memberikan data KTP untuk diverifikasi terlebih dahulu oleh KPU DKI.

Proses verifikasi pun tidak mudah karena petugas KPU DKI harus mendatangi satu per satu rumah pendukung yang alamatnya tertera di KTP. Jika jumlah data KTP setelah verifikasi tidak memenuhi syarat, Ahok tidak bisa maju Pilkada DKI 2017.

Namun, risiko yang harus ditanggung Ahok ketika memilih partai politik juga besar. Risiko itu bukan gagal mencalonkan diri, melainkan risiko kehilangan kepercayaan pendukungnya.

Bagaimanapun, hampir 1 juta warga DKI Jakarta berharap Ahok maju lewat jalur independen. Arie mengatakan, ada potensi dukungan mereka berbalik arah.

"Maka, kalau memilih jalur partai, tantangannya adalah meyakinkan pendukung Ahok yang sudah lama bekerja. Nanti bisa-bisa malah kontraproduktif," ujar Arie.

Risiko lainnya yang harus ditanggung Ahok ketika memilih jalur partai adalah menghadapi kemungkinan-kemungkinan dalam pemerintahan. Jika menang, partai bisa merasa berhak mendikte Ahok. Hal seperti ini harus diantisipasi sejak awal.

"Butuh diyakinkan apakah nanti Ahok juga tidak akan didikte oleh kepentingan partai," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com