Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ahok di Persimpangan dan Kesulitan Tentukan Jalan

Kompas.com - 15/06/2016, 09:22 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sejak Partai Golkar mendeklarasikan dukungannya untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, lengkap sudah kebutuhan jumlah kursi di DPRD DKI sebagai syarat dalam mengusung cagub dan cawagub DKI Jakarta pada pilkada tahun 2017. Selain Golkar, Ahok juga mendapat dukungan dari Partai Nasdem dan Partai Hanura.

Partai Golkar memiliki 9 kursi di DPRD DKI, sedangkan Hanura memiliki 10 kursi dan Nasdem memiliki 5 kursi. Jika disatukan, maka jumlah kursi di DPRD DKI Jakarta dari ketiga partai yang telah mendukung Ahok mencapai 24 kursi.

Syarat bagi partai politik untuk bisa mengusung cagub dan cawagub dalam Pilkada DKI 2017 adalah harus memiliki minimal 22 kursi di DPRD DKI. Artinya, Basuki alias Ahok memiliki peluang untuk maju Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai politik.

Kabar baik Ahok tidak berhenti sampai di situ. Karena kelompok relawan pendukungnya, "Teman Ahok", juga mulai menghitung mundur perolehan jumlah data KTP-nya.

Pagi ini, Rabu (15/6/2016), Teman Ahok berhasil mengumpulkan 981.245 data KTP. Kurang 18.755 data KTP lagi untuk menggenapkannya menjadi satu juta. Salah seorang pendiri Teman Ahok, Singgih Widiastono, mengatakan, Ahok sebenarnya meminta agar 1 juta data KTP sudah terkumpul pada 20 Juni.

"Tetapi, kami yakin ya lewat sedikit tanggalnya. Mudah-mudahan pas 22 Juni bertepatan dengan momen ulang tahun Jakarta, kita bisa mencapai 1 juta KTP," kata Singgih dalam program "Aiman" yang tayang di Kompas TV, Senin (13/6/2016) malam.

Parpol atau independen?

Situasi seperti ini membuat Ahok berada di persimpangan jalan partai politik dan independen. Dia tinggal memilih saja jalan mana yang ingin dia tempuh.

Namun, Ahok ternyata menyerahkan semua keputusannya terkait kendaraan yang akan ditumpanginya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 kepada Teman Ahok.

Pada awalnya, Ahok memang memilih untuk maju melalui jalur independen dengan dukungan relawan Teman Ahok. Hal itu disebabkan karena para pendukungnya itu khawatir tak ada parpol yang berminat mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Dulu kan Teman Ahok khawatir saya enggak bisa ikut (pilkada), gitu kan. Makanya sekarang saya mau tanya, mereka maunya gimana," kata Basuki seusai Safari Ramadhan di Masjid Jami Hidayaturrahman, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (14/6/2016).

Ahok belum menjawab pasti kendaraan apa yang akan ditumpanginya. Apakah maju melalui jalur parpol atau perseorangan? Ia terlihat sulit memilih dan meminta Teman Ahok yang memutuskan nasibnya.

"Tergantung mereka saja maunya apa. Mereka yang putusin," kata Ahok.

Tahapan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 dimulai beberapa bulan lagi. Partai-partai politik semakin gencar melakukan persiapan. Lalu, untuk Ahok, jalan mana yang nantinya akan dia pilih?

Kompas TV Pilih yang Mana, Ahok? Jalur Perseorangan Atau Partai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com