Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-penggerebekan Vaksin Palsu, Apotek di Pasar Kramatjati Sepi

Kompas.com - 24/06/2016, 13:05 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri membongkar sindikat pemalsu vaksin untuk balita.

Hal ini disampaikan pemilik Apotek Rakyat Ibnu Sina di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur. Pria yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, apoteknya mulai sepi sejak polisi menggerebek apotek yang diduga menjual vaksin palsu di sebelah tokonya.

"Penjualan jadi berpengaruh, lihat saja sudah setengah jam kan enggak ada yang lewat atau datang ke sini," keluh pria tersebut kepada awak media, Jumat (24/6/2016).

Pria ini juga merupakan pemilik Apotek Rakyat Ibnu Sina. Dia dengan pemilik apotek yang dibawa polisi memang memiliki apotek dengan nama yang sama.

Dari satu izin yang dikantongi, mereka dapat membuka maksimal empat toko di Pasar Kramatjati.

Meski begitu, dia mengaku tidak tahu soal penjualan vaksin palsu oleh tetangga tokonya di Blok BL01 BKS 050 itu. Apalagi, kata dia, vaksin pasti tersimpan di lemari pendingin sehingga tak mungkin terlihat atau secara sembunyi-sembunyi.

"Produknya masing-masing, kita enggak tahu sama sekali, kios nomor 50 yang kasus itu. Kita dagang memang sama-sama kenal, tapi barang ya kita enggak tahu," ujarnya. Apalagi, kata dia, sesuai prosedur izin yang keluar, pihaknya memang tidak menjual vaksin, hanya obat standar untuk sakit ringan, misalnya untuk batuk dan obat gatal. Namun, dua orang berinisial MF dan T yang dibawa polisi terkait vaksin itu.

"Barangnya sudah disita polisi kemarin, delapan dus," ujar dia.

Sejauh ini, dia belum mendapati adanya pelanggan dari apotek sebelahnya itu yang mungkin komplain akibat memakai vaksin palsu. Kalaupun ada, kemungkinan langsung ke dua pelaku yang bersangkutan.

Sebelumnya, Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menggerebek vaksin palsu di tiga daerah, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.

Vaksin palsu itu dijual dengan harga miring. Hal inilah yang diduga menjadi alasan vaksin palsu tersebut cukup laku di pasaran. Kelompok penjual dan produsen masing-masing mendapat keuntungan paling besar dari praktik ilegal tersebut.

Kompas TV Polisi Bongkar Sindikat Produsen Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com