Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Gratis Belum Efektif

Kompas.com - 28/06/2016, 17:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Program mudik gratis sepeda motor dinilai belum efektif menekan angka kecelakaan serta kemacetan di jalan raya. Selain cakupannya kecil, upaya ini tidak mengatasi masalah utama di daerah asal ataupun tujuan, yakni buruknya layanan angkutan umum.

Ahli transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, Senin (27/6), berpendapat, program mudik gratis hanya menyelesaikan ranting permasalahan, bukan akar masalah.

Program motor gratis dinilai kurang efektif menekan angka kecelakaan sepeda motor. Sebab, jumlah sepeda motor yang diangkut hanya 1 persen dari jumlah keseluruhan. Menurut dia, akar masalah yang justru harus diselesaikan adalah peninjauan kembali kebijakan penggunaan sepeda motor dan perbaikan angkutan umum di daerah.

Menurut Djoko, angkutan umum di sejumlah pelosok daerah harus diperbaiki segera. Sebab, rata-rata pemudik menggunakan motor karena sulit mengakses angkutan umum di wilayahnya yang menyebabkan mobilitasnya terhambat.

Tachrodi (48), pemudik tujuan Sumur Panggang, Tegal, Jawa Tengah, mengikuti layanan mudik motor gratis karena keterbatasan angkutan di kampung halamannya. Sebelumnya, ia selalu pergi mengendarai motor dari Jakarta menuju Tegal, selama lebih kurang 11 jam perjalanan.

Jika tidak, dia terpaksa mengirimkan sepeda motor ke kampung halaman dengan jasa pengiriman berbiaya sekitar Rp 500.000.

Desa Tachrodi terletak di antara wilayah perkotaan dan perbatasan kabupaten. Motor menjadi moda transportasi penting bagi warga karena sulitnya angkutan umum di sana. "Belum ada omprengan masuk desa. Kalau ada juga jarang, mungkin 45 menit sekali. Kalau angkutan penuh, kita nunggu lagi," tutur Tachrodi, saat.

Hal serupa dirasakan Sholihah (45), pemudik tujuan Boyolali, Jawa Tengah. Menurut dia, di Klaten dan Boyolali angkutan umum hanya ditemukan saat pagi hingga sore hari. Padahal, dia dan keluarganya kerap pulang malam hari karena harus mengunjungi saudara di sejumlah lokasi.

Ketika angkutan umum sudah tidak beroperasi, dia terpaksa membayar ojek yang harganya lebih mahal.

Pasangan suami-istri Rustan (52) dan Ngartini (51) punya alasan berbeda. Rustan trauma pergi mudik dengan sepeda motor. Empat tahun lalu, dia terjatuh di daerah Indramayu, Jawa Barat, karena terlalu lelah mengemudi. Waktu perjalanan dari Jakarta ke kampungnya di Kutoarjo, Jawa Tengah, berjam-jam.

Tekan kecelakaan

Tahun ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan kuota mudik gratis bagi pengguna sepeda motor, yakni dari 19.564 kendaraan tahun 2015 menjadi 27.834 kendaraan tahun 2016.

Sebanyak 15.834 motor diangkut dengan kereta api dan 12.000 motor menggunakan truk. Sementara 24.000 pemudik akan diantar dengan bus gratis ke sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Juru bicara Kemenhub, Hemi Pamurahardjo, mengatakan, layanan mudik gratis yang difasilitasi Kemenhub bertujuan mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor. Menurut data evaluasi angkutan lebaran tahun 2015, jumlah kecelakaan sepeda motor meningkat 48,82 persen dibandingkan dengan tahun 2014.

"Kami berupaya menekan angka kecelakaan. Tahun ini, pengguna sepeda motor untuk mudik diprediksi meningkat dua kali lipat," ujar Hemi.

Tidak hanya program mudik gratis Kemenhub, sejumlah perusahaan swasta juga mengusung program mudik bareng.

General Manager Honda Customer Care Center PT Astra Honda Motor Istiyani Susriyati mengatakan, sebanyak 54 bus dan 20 truk disiapkan untuk mudik bersama tahun ini dengan rute ke Yogyakarta dan Semarang. Penumpang ditargetkan mencapai 2.160 orang.

"Melalui program ini, kami berharap pemudik dapat pergi dengan aman dan nyaman," ujar Isti. (C05)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Juni 2016, di halaman 2 dengan judul "Mudik Gratis Belum Efektif".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com