Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Terminal Pulogadung Terkena Dampak Pemindahan Bus AKAP ke Pulogebang

Kompas.com - 08/07/2016, 20:54 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan pedagang di Terminal Pulogadung bakal terkena dampak kebijakan pemerintah memindahkan bus-bus AKAP rute Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Terminal Pulogebang.

Mereka terancam kehilangan pendapatannya akibat kebijakan itu, karena berkurangnya penumpang.

"Bakal berkurang drastis, bisa separuh," kata Sunarto, yang membantu ibunya berjaga warung di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (8/7/2016).

Pendapatan ibunya dari membuka warung rokok berkisar Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per hari. Ia cukup kecewa dengan pengalihan rute-rute bus AKAP ke Terminal Pulogebang.

"Ibu saya sudah dari tahun 2000 buka warung di sini, sudah 16 tahun. Sudah cocok di sini, kayak kampung sendiri. Bus AKAP dipindahkan bisa sepi pembeli," ujar Sunarto.

Menurut Sunarto, ada sekitar 50-60 pedagang yang membuka kios di dalam Terminal Pulogadung. Mereka kebanyakan merupakan pemilik rumah makan, warung rokok atau kopi, dan konter pulsa.

Dirinya mengatakan, ada informasi bahwa pedagang setempat mau dialihkan untuk jualan di Terminal Pulogebang. Namun, harga sewa tempat di Terminal Pulogebang selangit.

"Sewanya yang mahal, DP-nya katanya Rp 50 juta, dan per bulannya Rp 10 juta. Mana sanggup kami. Di sini saja sehari kami cuma ambil untung tipis. Kalau per bulan segitu enggak sangguplah," ujar Sunarto.

Di Terminal Pulogadung menurutnya sewa tempat hanya Rp 500.000-600.000 per bulan.

Hal senada diungkapkan Marzuki, pemilik warung makan di Terminal Pulogadung. Pihak Terminal Pulogadung sempat mendata para pedagang, dengan maksud untuk memindahkan ke Terminal Pulogebang.

Namun ia merasa tak sanggup jika harga sewa per bulan mencapai jutaan rupiah.

"Di sana juga katanya enggak boleh masak, jadi harus bawa makanan matang dari rumah. Repot. Kami juga belum diajak pindah, baru di data saja sama kasih KTP," ujar Marzuki.

Dengan dipindahkannya dua rute tersebut, kini mereka hanya mengandalkan pembeli dari penumpang rute Sumatera dan Cirebon. Ia berharap, pemerintah memberikan harga murah untuk sewa tempat di Pulogebang dan memperlonggar kebijakan agar pedagang warung dapat memasak di Pulogebang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com