Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan "Teman Ahok" soal Broadcast "Peringatan Warga DKI untuk Teman Ahok"

Kompas.com - 12/07/2016, 15:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, beredar sebuah broadcast yang berjudul "Peringatan Warga DKI untuk Teman Ahok agar Konsisten Ahok-Heru Independen".

Dalam broadcast tersebut, ditulis bahwa warga yang sudah memberikan KTP untuk Basuki Tjahaja Purnama dan Heru Budihartono, tetap mengharapkan jalur perseorangan.

Dalam broadcast itu, mereka seolah kecewa bahwa jika Ahok (sapaan Basuki) memilih jalur partai politik. Jika hal itu terjadi, mereka menilai bahwa KTP yang dikumpulkan hanya dijadikan bargaining agar Ahok bisa maju independen.

Mereka menuding "Teman Ahok" melakukan kebohongan yang membuat mereka menyerahkan data KTP mereka. Mereka akan menggugat Teman Ahok jika Ahok sampai maju lewat jalur parpol.

Pada bagian akhir broadcast, tertulis daftar nama warga pemberi KTP yang mendukung isi broadcast itu. Ratusan nama disebut sudah mengisi daftar itu.

Terkait hal itu, pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, bingung dengan tujuan broadcast tersebut.

"Sampai sekarang saya masih belum tahu, ini broadcast maksud dan tujuannya seperti apa," ujar Singgih ketika dihubungi, Selasa (12/7/2016).

Singgih juga belum mengetahui pembuat dan penyebar broadcast tersebut. Belum diketahui, apakah penyebar broadcast benar-benar merupakan pemberi data KTP atau perbuatan oknum. Namun, jika pembuatnya benar-benar warga pemberi data KTP, Singgih mengatakan itu merupakan hak politik warga.

Jika Ahok memutuskan untuk memilih jalur parpol, Singgih menyerahkan kepada warga mengenai sikap yang akan diambil.

"Kami dari Teman Ahok menyerahkan semua ke mereka yang sudah memberikan dukungan," ujar Singgih.

Singgih mengatakan, Teman Ahok belum bisa menentukan seperti apa sikap yang akan mereka ambil. Apalagi jika Ahok benar-benar menempuh jalur parpol. Mereka memilih untuk menunggu keputusan Ahok terlebih dahulu.

"Toh sampai sekarang juga belum ada keputusan Bapak Ahok akan pilih jalur yang mana," ujar Singgih.

Kompas TV Ahok: Saya Rela Tak Dipilih Gapapah Juga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com