Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Simpang Susun Semanggi Harus Dibangun? Ini Kata Pemprov DKI

Kompas.com - 13/07/2016, 09:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal memaparkan alasan dibangunnya Simpang Susun Semanggi.

Menurut Yusmada, jalan layang tersebut dibangun sebagai pemisahan arus di kawasan itu.

"Sekarang ini Semanggi macet, karena ada kondisi weaving (pertemuan jalur cepat dan lambat), di mana saling menjalin kendaraan yang mau ke kiri dan kanan saling berbenturan," kata Yusmada dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).

(Baca juga: Simpang Susun Semanggi Ditargetkan Beroperasi 17 Agustus 2017)

Salah satu contoh pertemuan ruas yang akan dipisahkan dengan jalan layang itu adalah arus dari ruas Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman di kolong Bundaran Semanggi.

Yusmada menyampaikan, weaving menjadi masalah ketika volume kendaraan meningkat.

Sebab, saat terjadi weaving, harus ada jarak antarkendaraan agar tak terjadi kemacetan.

"Sekarang volume kendaraan sudah padat. Lihat sendiri sehari-hari bumper to bumper itu sudah sangat padat. Jadi ini terjadi delay, akhirnya terjadi antrean yang panjang," kata Yusmada.

Dengan demikian, lanjut Yusmada, pembangunan Simpang Susun Semanggi diharapkan menjadi solusi dalam memisahkan arus pertemuan antara jalur cepat dan lambat tersebut.

Selain itu, jalan layang itu dibangun untuk mengantisipasi benturan antara jalur cepat dan jalur lambat.

"Rekomendasinya itu membuat jalur langsung (direct ramp) dari arah Bunderan HI-Cawang untuk menghilangkan weaving arah Timur-Selatan dan arah Blok M-Slipi untuk arah Utara-Selatan. Cukup dengan dua ramp, itu semua nanti jalur jalan sudah enggak ada lagi benturan-benturan," kata Yusmada.

(Baca juga: Jakarta Tidak Bisa Bergantung Hanya pada Jalan Layang Semanggi)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pembangunan Simpang Susun Semanggi rampung pada 2017 sehingga bisa dioperasikan untuk menunjang penyelenggaraan Asian Games 2018.

Adapun pengerjaan pembangunan Simpang Susun Semanggi dilakukan oleh PT Wijaya Karya (persero) Tbk.

Dana pembangunan proyek yang mencapai Rp 360 miliar itu berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.

Kompas TV Penutupan Jalur Cepat Minim Informasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com