TANGERANG, KOMPAS.com — Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda mulai melakukan pendataan pasien korban vaksin palsu.
Menurut pantauan Kompas.com, Selasa (19/7/2016) siang, tak ada kesibukan di rumah sakit ini.
Kunjungan pasien pun tak banyak. Hampir semua pengunjung RS tersebut menanyakan soal vaksin palsu.
(Baca juga: Pemerintah Jamin Keaslian Vaksin dan Stok Cukup untuk Imunisasi Ulang)
Namun, di ruang administrasi, terlihat dua pegawai sibuk membuka dan mencatat rekam medis pasien.
Di ruangan itu terdapat empat rak besar yang menampung ribuan map berisi data pasien.
Salah satu dokter yang hari ini bertugas melayani pertanyaan soal vaksin palsu, dr Mukmin, mengatakan bahwa pihaknya memang sedang menelusuri nama-nama pasien yang menjadi korban vaksin palsu.
"Pendataan caranya dua. Kami mencocokkan data yang diisi pasien sejak kemarin dengan rekam medis yang kami punya, siapa-siapa saja yang pernah menerima vaksin palsu Triparcel," kata dr Mukmin kepada Kompas.com, Selasa.
Mukmin belum mengetahui kapan pendataan akan selesai. Pada pekan pertama Agustus, para pasien yang merasa menjadi korban vaksin palsu akan melakukan medical check-up sebelum pelaksanaan vaksinasi ulang.
"Kalau pendataan mudah-mudahan minggu ini sudah selesai," kata dr Mukmin.
Mengenai jumlah pasien yang menjadi korban vaksin palsu, Mukmin mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu pemeriksaan dari Bareskrim Polri dan Kementerian Kesehatan.
(Baca juga: RSIA Permata Bunda Sepi dari Kunjungan Orangtua Pasien Korban Vaksin Palsu)
Sebab, menurut dia, tak semua vaksin dari distributor langganan tak resmi rumah sakit itu terbukti menyediakan vaksin palsu.
Ia mengatakan, hanya sampel vaksin Triparcel pada tanggal 23 Juni 2016 yang terbukti palsu berdasarkan uji BPOM Serang.
"Ini vaksin yang enggak panas, yang mahal, tinggi permintaannya. Mungkin karena waktu itu kosong atau bagaimana, dia terus diminta, makanya memalsukan," kata dr Mukmin.