Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Puskesmas Ciracas Jamin Ketersediaan Stok untuk Vaksin Ulang

Kompas.com - 20/07/2016, 14:09 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Kepala Puskesmas Kecamatan Ciracas, Winarto, menjamin ketersediaan vaksin untuk korban vaksin palsu. Hal itu ia sampaikan saat di puskesmas tersebut digelar pemberian vaksin ulang terhadap puluhan korban vaksin palsu, Rabu (20/7/2016).

"Insya Allah cukup tersedia. Kemarin terakhir ada 200-300 vaksin yang kami sediakan," kata Winarto, di puskesmas yang berlokasi di Jalan Haji Baping, Jakarta Timur.

Winarto mengatakan, kalaupun stok habis, pihaknya dapat meminta tambahan vaksin kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. Adapun dokter yang disediakan untuk menangani pasien korban vaksin palsu itu berjumlah dua orang.

Dirinya menyatakan, dua dokter itu sudah cukup untuk menangani pasien korban vaksin palsu ini. Sebab, meski jadwal penanganan hanya pukul 08.00-12.00, tetapi kadang dokter di sana menangani hingga sore hari.

"Kami ada dokter spesialis anak, dari RS Pasar Rebo dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Kadang sampai sore kami layani seperti kemarin sampai pukul 14.30," ujar Winarto.

Vaksin ulang pun, menurut dia, tidak memerlukan waktu lama, hanya sekitar 15 menit per orang.

"Biasanya yang lama itu pada saat konsultasi, tapi insya Allah hari ini, sore nanti, selesai semua," ujar Winarto.

Adapun jenis vaksin ulang yang diberikan yakni jenis Pentavalen yang terdiri dari dua jenis dan diberikan dengan cara disuntik dan melalui mulut. Vaksinnya mengandung DPT 1, 2, 3, HIB, dan Hepatitis B yang diberikan dengan cara disuntik. Satu lagi vaksin polio yang diberikan melalui mulut.

Menurut dia, pasien vaksin ulang ini cukup datang membawa buku riwayat vaksin anak. Setelah itu mendaftar di posko dan kemudian anak akan ditimbang lalu selanjutnya masuk ke ruang pemeriksaan. Nanti dokter anak yang akan menentukan apakah perlu atau tidak dilakukan vaksin ulang.

Kompas TV 197 Anak di Ciracas Terima Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com