Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Penolakan terhadap Gubernur Arogan

Kompas.com - 04/08/2016, 08:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Baru-baru ini, beredar formulir berkop Forum RT RW DKI Jakarta di sebuah sekolah taman kanak-kanak di Jakarta Timur. Formulir itu menyatakan bahwa butuh tiga juta data KTP untuk menolak pemimpin yang arogan, zalim, temperamental, melemahkan, dan melecehkan lembaga RT RW.

Formulir tersebut dibagi-bagikan ke orangtua siswa untuk diisi.

Pihak yang menyatakan bertanggung jawab dalam menyebarkan edaran itu adalah Sekjen Forum RT RW Lukmanul Hakim. Lukmanul merupakan Ketua RW di lingkungan sekolah itu.

Ia mengaku waktu itu memberi pemahaman kepada orangtua siswa yang anaknya sekolah di daerah itu untuk memilih gubernur yang terbaik.

"Kalau mau dukung silakan, kalau tidak juga silakan," katanya pada 30 Juli lalu.

Lukmanul menyatakan, ia bukan tim sukses calon mana pun. Ia hanya merasa kecewa karena sebagai Ketua RW ia dilemahkan. Salah satu hal yang membuatnya kecewa ialah kewajiban membuat laporan via Qlue.

"Untuk itulah, Forum RT-RW menggabungkan diri bersama untuk jadi bagian crosscheck pembangunan DKI ke depan. Dengan apa? Dengan gerakan tiga juta KTP. Kalau satu juta KTP gerakan dukung Ahok, kami tiga juta KTP tidak mendukung pemimpin yang arogan," katanya.

Forum RT RW berpolitik?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, sebenarnya para ketua atau pengurus RT dan RW bebas menyebarkan formulir dan mengumpulkan tiga juta KTP untuk menolak gubernur arogan.

Namun, Ahok mengingatkan, jabatan RT dan RW yang melekat pada mereka membuat tindakan itu tidak etis karena sudah politis.

"Kalau secara RT dan RW, berarti mereka sudah bermain politik. Harusnya mereka berhenti jadi RT dan RW karena RT dan RW itu enggak boleh berpolitik," kata Ahok di Balai Kota, Rabu (3/8/2016).

Ahok mengatakan, para ketua RT dan RW tidak boleh berpolitik karena mereka menerima dana APBD DKI. Jika ingin berpolitik, mereka tidak boleh menjadi ketua RT dan RW.

"Siapa pun yang menerima APBD enggak boleh politik," ujar Ahok.

Ahok juga keberatan jika dirinya disebut pemimpin yang arogan. Menurut dia, justru banyak warga yang selama ini menerimanya dengan baik.

"Kalau saya arogan, waktu saya datang ke kawinan, mau enggak orang ajak foto? Sederhana saja. Ngapain orang-orang dari luar kota sampai mau datang minta foto pagi-pagi ke sini," kata Ahok.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com