Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Koalisi Kekeluargaan" Dinilai sebagai Bentuk Ketakutan Parpol terhadap Ahok

Kompas.com - 12/08/2016, 20:06 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior PARA Syndicate Toto Sugiarto mengatakan, "Koalisi Kekeluargaan" merupakan bentuk ketakutan partai politik terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Koalisi itu dibentuk pengurus partai di tingkar Provinsi DKI Jakarta tanpa persetujuan pengurus di tingkat pusat. Koalisi tersebut dinilai terbentuk hanya untuk menakar kemungkinan melawan Ahok.

"Koalisi tujuh partai melihat Ahok sangat kuat sehingga tidak mungkin dikalahkan tanpa dikeroyok ramai-ramai," kata Toto di kantornya, Jumat (12/8/2016).

Kemenangan tidak ditentukan oleh jumlah kursi di DPRD ataupun banyaknya jumlah partai. Pemilihan umum ditentukan oleh suara rakyat, di mana rakyat lebih cenderung melihat figur dibanding partai.

"Mesin partai baru berguna jika dagangannya memang laku," kata Toto.

Toto mengatakan hingga saat ini elektabilitas Ahok belum dapat disaingi oleh figur-figur yang selama ini digadang maju dalam Pilkada DKI. Ia melihat upaya besar untuk melawan Ahok juga dapat dibaca sebagai kegagalan demokrasi.

Partai dianggap hanya ingin mengejar kekuasaan tanpa motivasi mulia membangun bangsa.

"Kebanyakan parpol kan hanya sempit sesaat mengejar kemenangan. Sudah tidak ada lagi ideologi, program kerja, yang penting menang. Itulah kedangkalan politik, tak lebih dari bagaimana mendapatkan apa, berapa, dan bagaimana," ujarnya.

Koalisi Kekeluargaan yang dibentuk oleh PDI-P, Gerindra, PPP, PKB, PAN, Demokrat, dan PKS kini menyerahkan sepenuhnya posisi calon gubernur kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Mohamad Taufik mengatakan keputusan soal penyerahan posisi calon gubernur Koalisi Kekeluargaan diserahkan kepada PDI-P sudah disepakati tujuh partai itu. Penyerahan itu juga dianggap sebagai keuntungan PDI-P masuk dalan Koalisi Kekeluargaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com