Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Maju pada Pilkada DKI 2017, Rizal Ramli Tak Merasa Turun Level

Kompas.com - 22/08/2016, 22:08 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, sebagai seorang mantan menko (menteri koordonator), dirinya tidak merasa turun level jika pada akhirnya maju pada Pilkada DKI 2017. Dia tidak memikirkan gengsi.

"Memang banyak orang yang tanya, kok mau-maunya turun jadi gubernur DKI. Pendapat itu buat saya enggak penting karena orang itu enggak hidup, enggak makan, enggak besar karena gengsi. Itu bukan ukurannya," kata Rizal di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (22/8/2016).

Rizal menyatakan, yang terpenting adalah hal yang bisa dilakukan untuk negara. Dia  tidak hidup dalam pola pikir feodalisme.

"Tapi apa yang bisa kamu lakukan buat negaramu, itu yang penting. Bukan hidup karena gengsi. Kita kan hidup bukan feodalisme," kata dia.

Rizal menunjukkan salah satu lukisan yang ada di ruangan rumahnya. Dalam lukisan itu tampak seorang pemuda yang memegang warna bendera merah putih. Kemudian, kedua kaki pemuda itu terikat dua buah batu besar bertulisan "feodalisme" dan "primordialisme & KKN".

Menurut Rizal, sebenarnya pemuda Indonesia bisa terbang tinggi. Namun, hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terkungkung feodalisme dan primordialisme.

"Itu kan lukisannya. Itu kan sikap feodal, saya udah jadi menko, deputi perdana menteri, biasa ketemu presiden-presiden, eh malah ketemu ketua RW gitu loh, gengsi dong. Nah itu feodalisme. Kita enggak pernah bisa maju dengan makan feodalisme, makan gengsi," ucap Rizal.

Meski begitu, Rizal menyebut dirinya belum memutuskan untuk maju atau tidak pada Pilkada DKI nanti. Dia masih ingin mendengarkan aspirasi dan suara perubahan dari masyarakat.

Saat ditanya apakah dia sudah melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol, Rizal pun enggan menjelaskannya. Dia hanya menyebut setiap parpol memiliki mekanisme masing-masing menghadapi Pilkada DKI 2017.

"Kalau hal-hal itu enggak usah diungkapkanlah, ketemu siapa, negosiasinya apa. Yang penting kan parpol-parpol ini ingin menang. Parpol tuh maksud saya sudah punya sistem monitoring-nya sendiri. Mereka ingin tentu dukung siapa yang bisa menang. Yang kedua, yang sesuai dengan aspirasi mereka," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com