Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Panti Asuhan di Rawajati yang Terancam Digusur

Kompas.com - 31/08/2016, 18:21 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (31/8/2016) sore anak-anak panti asuhan Yayasan Shohibul Al-Istiqomah Jalan Rawajati Barat III, RT 09 RW 04 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, tampak kembali ke panti setelah selesai dari kegiatan di sekolah.

Bisa jadi, pekan ini menjadi pekan terakhir bagi 30-an anak itu menginjakan kaki di panti tersebut.

(Baca juga: Ini Alasan Permukiman Warga Rawajati Akan Digusur)

Panti yang berlokasi di kawasan target penertiban Pemprov DKI ini terancam digusur bersama dengan rumah warga di kawsan Rawajati.

Panti asuhan itu berdiri di lokasi yang menurut pemerintah merupakan jalur hijau. Mau tak mau, 30-an anak asuh di panti itu mesti pindah ke lokasi baru.

Kabarnya, pada 1 September 2016 besok, bangunan di kawasan itu akan diratakan. Para anak panti asuhan itu kini tampak resah sekaligus sedih. Sebab, mereka sebenarnya tak ingin pindah.

"Khawatirnya kalau digusur jadi jauh dari sekolah," kata Rido (14), anak asuh panti tersebut, kepada Kompas.com, di Rawajati, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2016).

Rido sudah tinggal di panti itu sejak umur 2 tahun. Sekarang, ia duduk di bangku sekolah kelas VI SD sebuah madrasah di Kalibata.

Di panti ini, Rido menjalani berbagai kegiatan di luar sekolah, khususnya mengikuti pengajian, zikir, dan belajar hidup mandiri.

"Saya sudah senang tinggal di sini," ujar Rido.

(Baca juga: Pihak Rusun Marunda Tunggu Kepastian Kesediaan 53 KK Rawajati Direlokasi )

Nurhayati (14), anak asuh di panti tersebut, juga merasakan hal yang sama. Mereka tak punya pilihan selain mengikuti pemilik panti untuk pindah.

"Harapannya kami diganti tempat yang layak," ujar Nurhayati.

Panti asuhan yang mereka tempati itu merupakan bangunan cukup sederhana berlantai dua dengan luas sekitar 120 meter persegi.

Meskipun bangunan panti sederhana, tak sedikit anak asuh di panti ini mampu bersaing dan menduduki rangking 10 besar di kelas.

Sebut saja Nurhayati yang mendapat rangking 6 di SMP Wali Songo di Kalibata.

Ada juga Feri yang duduk di bangku SMP Pasar Minggu dan meraih rangking 4 dan Nurhayat, siswa SMA Wali Songo, yang mendapat rangking 8 di sekolahnhya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com