Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Sayangkan Pembekuan Izin Operasional RS Menteng Mitra Afia

Kompas.com - 08/09/2016, 11:27 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta kecewa lantaran tidak dilibatkan dalam membuat keputusan pembekuan izin operasional Rumah Sakit Menteng Mitra Afia. Izin operasional dibekukan lantaran RS Menteng Mitra Afia tak kunjung memenuhi syarat yang ditetapkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

"IDI Provinsi DKI Jakarta menyayangkan pembekuan izin operasional oleh Pemprov DKI Jakarta. Hal ini akan berakibat terganggunya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat," kata Ketua IDI Jakarta, Slamet Budiarto, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/9/2016).

Menurut Slamet, RS Menteng Mitra Afia sudah terakreditasi utama dengan bintang empat oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Dengan fakta ini, maka pembekuan izin operasional oleh Pemprov DKI Jakarta menjadi pertanyaan besar.

Padahal, kata Slamet, tak sedikit rumah sakit di Jakarta, termasuk milik Pemprov DKI Jakarta, belum terakreditasi, tetapi tetap menjalankan operasional.

"Pembekuan RS tersebut bertentangan dengan program pemerintah yang mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat," katanya.

Slamet menuturkan, seharusnya pembinaan dan pengawasan rumah sakit melibatkan organisasi profesi. Namun, dalam kasus RS Menteng Mitra Afia tak demikian. Oleh karena itu, IDI mengharapkan Pemprov DKI Jakarta menggunakan kearifan lokal dan cara persuasif dalam menangani kasus ini.

Pemprov DKI Jakarta, kata Slamet, sebagai aparat harus melayani dan membantu rumah sakit tersebut agar bisa memenuhi persyaratan. Pemprov tak bisa melakukan pendekatan dengan kekuasaan.

"Kejadian pembekuan RS ini mungkin baru pertama kali sejak DKI Jakarta berdiri, sangat disayangkan," ungkap Slamet.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebelumnya menyebut penutupan Rumah Sakit Menteng Mitra Afia terjadi setelah penerbitan surat peringatan ketiga. Rumah sakit tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

(Baca: RS Menteng Mitra Afia Ditutup, Karyawannya Mengadu kepada Ahok)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com