Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Perpecahan Koalisi Kekeluargaan...

Kompas.com - 14/09/2016, 09:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengusulkan nama Mardani Ali Sera sebagai cawagub Sandiaga Uno, Koalisi Kekeluargaan terlihat pecah. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengancam mencabut dukungan terhadap Sandiaga jika Mardani betul-betul dipilih.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, bukan perpecahan besar yang sedang terjadi di internal Koalisi Kekeluargaan. Sebab, sejak awal koalisi ini memang bukan koalisi yang kuat.

"Koalisi Kekeluargaan ini kan koalisi yang tiba-tiba ada, bukan koalisi tingkat DPP (Dewan Pimpinan Pusat). Bisa jadi keputusan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) itu beda dengan DPP," ujar Hendri kepada Kompas.com, Rabu (14/9/2016).

Dalam masalah perpecahan ini, PKB ingin membuat poros baru yang terdiri dari Partai Demokrat, PPP, dan PKB. Ketiga partai tersebut disebut-sebut akan mengusung Yusril Ihza Mahendra.

Kemarin, Partai Amanat Nasional (PAN) sudah sepakat untuk mendukung Rizal Ramli sebagai cagub. Meskipun demikian, jumlah kursi mereka di DPRD DKI hanya dua kursi.

Menurut Hendri, manuver-manuver itu bukan bentuk perpecahan dalam Koalisi Kekeluargaan, melainkan hanya dinamika untuk memuaskan dahaga pendukung masing-masing parpol.

Poros baru dibentuk dan berbagai macam nama tokoh politik disebut untuk diusung. Itu semua agar masyarakat menolehkan wajah kepada aksi yang sedang dilakukan partai politik.

"Pendukung parpol kan pasti menunggu kira-kira siapa yang diusung. Kalau sampai parpol ini tidak mengusung, maka jelek nama baik parpol di mata konstituen. Karena dinilai sebagai parpol yang kalah sebelum bertanding," ujar Hendri.

Perpecahan itu sendiri dinilai wajar karena sejak awal koalisi ini hanya koalisi bentukan DPD. Sejak awal sudah terlihat, keputusan DPP bisa berbeda dengan DPD sehingga akan memengaruhi Koalisi Kekeluargaan sendiri.

Oleh karena itu, Hendri mengatakan, perpecahan atau perbedaan pendapat dalam Koalisi Kekeluargaan bukan semata-mata karena kemunculan Mardani, melainkan karena drama-drama politik yang sedang dimainkan partai untuk menarik perhatian konstituen.

"Jadi saya melihat (perpecahan) ini sebagai drama saja pada tujuh hari sebelum pendaftaran," ujar Hendri.

Kompas TV Koalisi Kekeluargaan Bakal Pecah Kongsi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Megapolitan
Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Megapolitan
PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com