Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Jelaskan Keterkaitan Proyek NCICD dengan Reklamasi Teluk Jakarta

Kompas.com - 16/09/2016, 15:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) punya keterkaitan tidak langsung dengan reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.

NCICD adalah proyek pembangunan tanggul laut untuk menanggulangi naiknya permukaan air laut di Teluk Jakarta. Sedangkan reklamasi 17 pulau adalah murni pembangunan real estate oleh sejumlah pengembang properti.

Menurut Ahok, ide untuk membangun NCICD pertama kali digaungkan pada era pemerintahan Presiden Soeharto. Saat itu, kata dia, muncul ide bagaimana agar pembangunan tanggul dapat dilakukan tanpa harus membebani anggaran negara.

Ahok menyebutkan, ide itu kemudian dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1995 dan perjanjian dengan PT Mandala Krida Yudha (MKY). MKY adalah salah satu pengembang reklamasi yang disebut Ahok pernah dimiliki salah satu putri Presiden Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih atau Mamiek.

"Jadi memang enggak ada hubungan (NCICD dan reklamasi). Tapi bersinerginya di mana? Sesuai Kepres 1995 dari Pak Harto, duit bangun ini tanggul semua dari mana? Dari kontribusi tambahan reklamasi," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (16/9/2016).

Selain untuk mencari dana buat proyek NCICD, Ahok mengatakan diizinkannya reklamasi di Teluk Jakarta karena pemerintah saat itu mempertimbangkan potensi semakin padatnya kawasan Jakarta dan sekitarnya. Untuk menyiasatinya, kata dia, diperlukan penyediaan daratan baru yang akhirnya dipilih di sisi utara Jakarta.

"Utara ke mana? Ya nimbun laut. Bukan nyambung pantai lho, tapi nimbun laut. Nah sambil pengembang ini nimbun laut, sekaligus beresin kebutuhan atasi banjir Jakarta. Itu konsepnya. Maka di situlah ada kontribusi," kata Ahok.

Ia mengatakan, kajian Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan, selain mengeluarkan kontribusi tambahan, pengembang reklamasi juga harus menyediakan 5 persen dari keseluruhan lahan di pulau buatannya untuk lokasi rumah susun. Rumah susun diperuntukan bagi kalangan menengah ke bawah yang nantinya bekerja di pulau reklamasi.

"Pulaunya kan pulau orang kaya nih nanti nih. Tapi dia harus menyediakan 5 persen tanah untuk bangun rusun. Untuk apa? Untuk apartemen supaya pegawai-pegawai yang kerja di pulau itu bisa tinggal di situ. Nah apartemennya ini punya siapa? Punya DKI. Bangunnya pakai apa? Pakai duit pengembang juga," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com