Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Bantah Pecah Belah Koalisi dengan Bikin Tim Internal Pemenangan Ahok-Djarot

Kompas.com - 28/09/2016, 08:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membentuk tim internal untuk memenangkan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017.

Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, membantah pembentukan tim internal itu akan memecah belah partai koalisi. Selain PDI-P, ada tiga partai politik lain yang juga mengusung Ahok-Djarot, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

"No.. no.. no. Sekarang gini, kan ada orang yang senang dengan partai, ada juga orang yang tidak seneng dengan partai. Kami kan bagaimana memenangkan sesuatu kan harus meng-hire orang banyak supaya datang ke tempat kami," kata Prasetio saat ditemui wartawan usai menonton laga senam PON XIX, di GOR Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/9/2016).

Dia mengatakan, pembentukan tim internal tidak hanya dilaksanakan untuk pemenangan pasangan Ahok-Djarot saja. PDI-P sudah membentuk tim internal pemenangan sejak lama.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, PDI-P juga membentuk tim internal memenangkan pasangan Jokowi-Ahok. PDI-P juga membentuk tim internal pemenangan pasangan calon kepala daerah di tiap kota/kabupaten/provinsi.

"Tim internal kami tuh gunanya buat mengontrol saksi, atau suara atau apa harus kami pegang semuanya," kata Prasetio.

Menurut PDI-P, Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi barometer pada pelaksanaan Pilpres 2019. PDI-P, lanjut dia, harus selektif dan berhati-hati dalam menentukan anggota tim internal pemenangan itu. Anggota tim internal juga harus mengatur strategi pemenangan dengan cara terbuka maupun tertutup.

PDI-P menunjuk Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD DKI Jakarta, Gembong Warsono, sebagai Ketua Tim Internal Pemenangan Ahok-Djarot. Gembong mengatakan, partainya sudah menyusun anggota untuk tim internal itu.

Saat ini, PDI-P tengah merumuskan penyusunan tim pemenangan Ahok-Djarot yang harus diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.

"Nanti susunannya bisa kami kasih ke Pak Djarot, bisa sampai 10 kader (yang masuk tim pemenangan Ahok-Djarot). Tapi terserah pasangan calon dan parpol lain," kata Gembong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com