Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tuding Demo Buruh Bermuatan Politis

Kompas.com - 29/09/2016, 16:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara mengenai demo buruh di depan Balai Kota, Kamis (29/9/2016) siang. Ia menyampaikan alasannya tak mau menemui para buruh.

Menurut pria yang biasa disapa Ahok itu, demo buruh tersebut bermuatan politis. Karena ia mengaku mendengar ada buruh yang berorasi mengkritik kebijakan penggusuran yang dilakukannya.

"Tadi dia bilang enggak usah pencitraan, enggak usah gusur-gusur. Lha buruh suruh enggak usah gusur urusannya apa, politik itu," ujar Ahok pada Kamis siang.

Demo yang dilakukan buruh di depan Balai Kota merupakan bagian dari rangkaian aksi unjuk rasa mereka terkait beberapa tuntutan, mulai dari meminta pemerintah mencabut Undang-Undang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty, mencabut PP No 78/2015, tolak upah murah, naikan upah minimal 2017, hingga seruan untuk tidak memilih Ahok yang mereka nilai bermasalah dalam kasus Sumber Waras, kasus reklamasi, dan kerap menggusur permukiman warga miskin.

Terkait tuntutan untuk menaikan upah, Ahok menduga permintaan para buruh itu bukan dilatarbelakangi untuk membiayai kebutuhan dasar, melainkan untuk membiayai kehidupan mewah mereka.

"Itu pendemo beli motor, lihat aja motornya bagus-bagus. Periksa aja KTP mereka emang KTP DKI? kebanyakan dari Tangerang, Bekasi," ujar Ahok.

Ahok meyakini kebijakan Pemprov DKI yang menggelontorkan anggaran untuk subsidi naik transjakarta gratis bagi penghuni rusun dan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa dari keluarga kurang mampu lebih efektif mengurangi biaya kebutuhan dasar warga.

"Buat apa nuntut gaji Rp 5 juta tapi daya saing produk perusahan Anda turun kalau biaya hidup Anda Rp 4,9 Juta. Lebih baik gaji Rp 3,5 juta, tapi biaya hidup hanya Rp 2,5 juta," kata Ahok.

Selain di depan Balai Kota, para buruh juga mengadakan aksi serupa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), selanjutnya menuju Istana Kepresidenan, kemudian ke Mahkamah Agung (MA), dan terakhir pukul 15.30 bergerak ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

(Baca: Sekjen KSPI: Tak Ada Kepentingan Politik di Balik Demo Buruh yang Kritik Ahok)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com