JAKARTA, KOMPAS.com — Kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, di Kompleks PLN, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, dikagetkan dengan seorang pria yang berteriak "Hidup Ahok".
Pria yang mengenakan kaus abu-abu dan jins pendek itu awalnya melihat-lihat tenda yang jadi tempat kumpul warga mendengar Sandiaga. Sambil membawa tentengan kantong plastik, ia sesekali memfoto.
"Ah nomor dua-lah paling benar," kata pria itu, Rabu (9/11/2016).
Ia lanjut memfoto, lalu tiba-tiba meneriakkan "Hidup Ahok!".
Semua orang sontak menoleh kepadanya, tak terkecuali Sandiaga yang tengah berbicara.
"Enggak apa-apa," kata Sandiaga lalu melanjutkan bicaranya.
Pria itu kemudian perlahan meninggalkan lokasi.
Dua warga berkaus relawan Anies-Sandi mencoba menghampirinya. Begitu pula anggota Panwaslu bernama Mila.
"Enggak boleh dong dia begitu, ada polisi nih," kata Mila kesal.
Mila langsung bertanya kepada warga soal pria itu. Mila mengatakan, ia ingin menangkapnya, tetapi pria itu telanjur pergi meninggalkan lokasi mengendarai mobil.
"Anda temannya ya? Tadi saya lihat Anda ngobrol," kata Mila kepada seorang warga lainnya.
Warga mengatakan tak mengenal pria itu dan memastikan ia bukan warga Kompleks PLN.
Sebagai anggota Panwaslu, Mila mengatakan, pria itu melanggar peraturan memicu keributan atau provokasi. Warga mengacuhkan saat pria itu meneriakkan nama Ahok sebab sibuk mendengar paparan Sandiaga.
"Boleh dong haknya dia (mendukung Ahok) dan kita berdemokrasi silakan saja kalau memang dia mendukung Pak Basuki (Ahok). Tentunya kita harus hargai. Saya bilang sama tim jangan ngerasa paling benar sendiri. Acara kita bukan buat kita sendiri," kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, dengan membiarkan pendukung pasangan calon lain datang ke kampanyenya, hal tersebut bisa membuat pendukung itu mendengar dan malah mendukung Sandiaga.
Sandiaga menilai wajar saja banyak pendukung Ahok dalam titik kampanyenya, seperti mungkin ada pendukungnya dalam acara kampanye Ahok.