JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berbicara soal filosofi pohon yang diterpa angin kencang, di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016).
Djarot menyampaikan sebuah pepatah, semakin tinggi pohon, maka angin yang menerpa pohon tersebut semakin kencang. Djarot menuturkan, pohon itu tidak akan tumbang meski angin kencang menerpanya.
"Angin badai pun tidak akan tumbang karena pohon itu ditopang oleh akar-akar yang kuat yang menembus tanah dan menyerap air di dalamnya," ujar Djarot.
(Baca: Lambaian Tangan Ahok Saat Dibawa Penyidik ke Kejagung)
Djarot membicarakan filosofi pohon dan akar terkait dengan kasus yang menimpa pasangannya, calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan penistaan agama.
Djarot mengibaratkan Ahok sebagai pohon itu. Sementara akar pohon itu adalah warga Jakarta.
"Akar-akar itu pada dasarnya adalah rakyat Jakarta. Jadi ini kami harus berterima kasih karena menghadapi ujian ini. Kami akan buktikan tumbang tidak pohon itu," kata dia.
Djarot menuturkan, dia yakin bahwa kebenaran dan keadilan bisa ditegakkan. Djarot juga meminta pendukungnya tetap optimitis menyikapi kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Ahok.
"Apakah kita semua siap jadi akar yang memperkuat?" tanya Djarot kepada warga yang hadir di Rumah Lembang.
Warga pun serempak menjawab "siap".
Djarot kemudian meminta warga untuk menyampaikan penilaian terhadap kinerja Ahok-Djarot selama ini.
"Harus ngomong ke tetangganya, bilang saja soal kinerja yang telah dikerjakan Pak Basuki, Djarotnya itu kan hanya memastikan itu selesai, he-he-he," ucap Djarot.
Berkas perkara kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Ahok telah lengkap atau P21. Ahok nantinya akan disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Pada Kamis ini, Ahok juga memenuhi panggilan Bareskrim Polri untuk pelimpahan berkas perkara tahap 2 ke Kejagung.