Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BKD DKI: Saat Ini Gubernur Kami Sumarsono

Kompas.com - 06/12/2016, 22:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Agus Suradika menegaskan pegawai negeri sipil (PNS) DKI sebagai pelayan masyarakat, wajib netral pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Agus mengatakan, PNS tidak boleh membedakan masyarakat untuk dilayani. Apakah berdasarkan warna kulit, latar belakang partai politik, dan lain-lain.

"Sekarang ini ada petahana, kita harus tegas bahwa saat ini Gubernur kita itu adalah Pak Sumarsono. Berdasarkan itu, pak petahana (Ahok dan Djarot) tidak berhak menyuruh PNS memilihnya, dan kita pun tidak berkewajiban untuk melaporkan sesuatu," kata Agus, dalam diskusi "Netralitas PNS dalam Pilkada DKI 2017", di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Selain itu, lanjut dia, PNS dilarang membuat kebijakan yang menguntungkan salah satu pasangan calon. Sanksi terberat akan diberlakukan jika PNS terlibat langsung dalam kegiatan kampanye pasangan calon gubernur-wakil gubernur.

Kata Agus, PNS yang melanggar ketentuan ini akan mendapat sanksi mulai dari teguran hingga dicopot dari PNS.

"Kecuali memang ada penugasan, seperti Satpol PP, yang memang dia tugasnya menjaga ketertiban. Jadi boleh dia berada di tempat kampanye," kata Agus. (Baca: Petahana dan Aparatur Sipil Maju di Pilkada DKI, Netralitas PNS Jadi Prioritas Bawaslu)

Dia kemudian mencontohkan kasus yang dialami Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi. Beberapa waktu lalu, Anas menyambangi lokasi kampanye Djarot di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Kedatangannya untuk mengamankan kondisi yang ricuh karena adanya penghadangan oleh beberapa pihak.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Anas tidak terbukti terlibat kampanye pasangan calon gubernur-wakil gubernur.

"Atas kapasitasnya sebagai wali kota, dia wajib melindungi calon yang terancam jiwanya pada saat berada di wilayahnya. Yang terpenting di sini adalah apa yang diucapkan dan diobrolkan oleh Pak Wali Kota saat bertemu dengan calon tersebut apakah ada bau-bau kampanyenya," kata Agus.

Adapun ketentuan mengenai netralitas PNS pada pemilihan umum tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Pasangan Basuki-Djarot cuti dari kedinasannya selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.

Selama itu, Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Sumarsono menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta.

Kompas TV Plt Gubernur DKI: Harusnya Pak Ahok Terima Kasih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com