Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan Rancangan Anggaran Versi Ahok dan Versi Plt Gubernur

Kompas.com - 08/12/2016, 14:27 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdapat peningkatan mencapai Rp 2 triliun antara Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang disusun Pemerintah Provinsi DKI saat masih aktifnya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan kepemimpinan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumarsono alias Soni.

Dalam versi Ahok, nilai KUA-PPAS yang disusun mencapai sekitar Rp 68 triliun, sedangkan pada masa Soni mencapai sekitar Rp 70 triliun.

KUA-PPAS yang diajukan Ahok adalah KUA-PPAS sebelum adanya pembahasan dengan DPRD. Dalam dokumen ringkasan RAPBD DKI Jakarta hasil pembahasan KUA-PPAS 2017 antara Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang diperoleh Kompas.com, ada sejumlah program yang membuat adanya kenaikan nilai KUA-PPAS.

Yang pertama adalah adanya kenaikan target pendapatan dari sektor pajak daerah. Dalam dokumen tersebut, ada tiga target pendapatan pajak daerah yang dinaikkan, masing-masing pajak penerangan Jalan (PPJ) dari Rp 850 miliar menjadi Rp 900 miliar, pajak parkir dari Rp 520 miliar menjadi Rp 600 miliar, dan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari Rp 7,3 triliun menjadi Rp 7,7 triliun.

Dengan demikian, jika dijumlahkan, selisihnya mencapai Rp 530 miliar.

Selain target pendapatan pajak daerah, kenaikan juga dilakukan pada belanja tidak langsung, tepatnya pada belanja hibah yang dinaikkan dari Rp 1,17 triliun menjadi Rp 1,2 triliun dan belanja tidak terduga dari Rp 338 miliar menjadi Rp 345 miliar.

Selanjutnya, kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja langsung dari sekitar Rp 33,8 triliun menjadi Rp 35,3 triliun.

Hal terakhir yang menyebabkan kenaikan KUA-PPAS adalah alokasi anggaran penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk PT Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya sebesar Rp 300 miliar. Sebelumnya, perusahaan ini sama sekali tak mendapatkan PMP.

Tidak hanya kenaikan, ada pula beberapa program yang anggarannya dikurangi, bahkan dihapus, seperti belanja subsidi yang dikurangi dari Rp 3,4 triliun menjadi Rp 3,2 triliun dan belanja bantuan sosial dari Rp 2,554 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

Adapun penghapusan terjadi pada alokasi anggaran PMP untuk PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) Jaya sebesar Rp 230 miliar.

Kompas TV Plt Gubernur DKI: Harusnya Pak Ahok Terima Kasih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com