Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Pulo Minta Gratis Tinggal di Rusunawa kepada Agus Yudhoyono

Kompas.com - 27/12/2016, 14:23 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mengeluhkan sewa yang harus mereka bayar untuk tinggal di Rusunawa Jatinegara Barat. Keluhan itu mereka sampaikan saat calon gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono blusukan di Kampung Pulo, Selasa (27/12/2016).

"Aspirasi dari warga rusunawa bahwa digusur tidak diganti, tapi di rusunawa bayar. Kalau Pak Agus terpilih agar digratiskan," ujar salah satu warga.

Pria paruh baya tersebut menyinggung pernyataan Joko Widodo saat masih menjadi gubernur DKI Jakarta yang berjanji akan memberi ganti rugi atas pengusuran. Namun, pada saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merealisasikan penggusuran tersebut, warga tidak menerima uang ganti rugi dan harus membayar sewa rusunawa.

"Jangan sampai kita digusur seperti yang lalu, tanpa ada kompromi, tanpa ada musyawarah. Semoga Pak Agus tidak seperti yang lalu," kata warga lainnya.

Warga juga meminta Agus melestarikan Kampung Pulo sebagai peninggalan sejarah. Atas permintaan warga, Agus berjanji tidak akan menggusur. Dia menyebut ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menata perkampungan.

"Ada cara-cara untuk menata, menertibkan, tanpa harus menggusur, apalagi dengan cara-cara yang tidak manusiawi, tercabut dari mata pencaharian, bayar sewa, kalau sewa enggak bayar didenda, kalau enggak bayar denda diusir," ucap Agus.

Seusai blusukan, Agus menyebut penataan perkampungan harus dilakukan dengan cara yang cerdas dan kreatif sehingga tidak menyingkirkan masyarakat dari lingkungan tempat mereka tinggal. Solusi yang akan ditawarkan oleh Agus yakni pembangunan rumah susun di tempat tinggal mereka, bukan memindahkan ke rusun yang jauh.

"Kita bisa lakukan penertiban atau peningkatan kualitas hidup dengan melakukan upaya pembenahan di tempat yang sama. On side upgrading istilahnya," tutur dia. (Baca: Kepada Agus, Warga Kampung Pulo Minta Pengurusan Sertifikat Dipermudah dan Tidak Digusur)

Selain itu, Agus juga akan menawarkan program rumah rakyat, mengubah horizontal menjadi vertical housing yang letaknya tidak jauh dari asal tempat tinggal mereka. Program itu disebut akan dilakukan secara berkala.

"Yang lebih fundamental lagi adalah tidak jadi menyewa tetapi dikonversi apa yang mereka miliki saat ini dikonversi menjadi kepemilikan di rumah susun tersebut. Jadi memiliki, bukan menyewa," kata Agus.

Di tempat tinggal yang mereka miliki, Agus juga akan menciptakan tempat usaha sehingga warga tidak akan kehilangan mata pencaharian mereka.

Kompas TV Agus Ingin Meraih Hati Rakyat Saat Hari Pencoblosan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com