Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Tangis Iringi Pembawaan Jenazah Korban Pembunuhan Sadis di Pulomas

Kompas.com - 27/12/2016, 16:29 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lima jenazah korban pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi.

Kelima jenazah tersebut dibawa menggunakan ambulans milik kepolisian dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

Menurut pantauan Kompas.com, lima jenazah tersebut dibungkus dengan kantong mayat berwarna oranye. Jenazah dibawa keluar dari rumah nomor 7A, Pulomas, Jakarta Timur, sekitar pukul 16.00 WIB.

Kerabat para korban pun menangis ketika melihat jenazah tersebut dimasukkan ke ambulans.

Adapun identitas jenazah-jenazah tersebut adalah Dodi Triono (59) pemilik rumah; kedua anak Dodi, yaitu Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman anak Dodi; serta Yanto, sopir Dodi. Sementara itu, Tasrok tewas setelah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Kartika, Pulomas.

"Mau langsung dibawa ke RS Polri untuk diotopsi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di lokasi. (Baca: Korban Pembunuhan di Pulomas Disekap sejak Senin Sore hingga Selasa Pagi)

Sementara itu, korban yang ditemukan selamat, yakni Zanette Kalila (13), Emi (41), Santi (22), Fitriani (23), serta Windy (23), masih dirawat secara intensif di RS Sartika.

Argo menambahkan, ia belum dapat menyimpulkan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

Menurut Argo, pihaknya masih akan terus mendalami dan melakukan penyelidikan. "Semua masih kami dalami, apa yang sebenarnya terjadi," kata Argo.

Kompas TV Ibu Ini Tak Sangka Anaknya Korban Perampokan Sadis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com