Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Pergantian Tahun dan Bahaya Narkoba

Kompas.com - 31/12/2016, 08:01 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Jumat dini hari (30/12/2016) hingga Minggu (1/12/2016), polisi di seluruh wilayah di Indonesia terus merazia tempat hiburan dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkotika.

Di tempat yang dijadikan target operasi narkoba, pengunjung akan digeledah dan menjalani tes urine.

Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso atau Buwas mengatakan, malam pergantian tahun, penyalahgunaan narkoba selalu meningkat lebih banyak dari hari-hari biasanya.

"Memang masih meningkat permintaan narkoba ya, tahun yang lalu juga gitu, kita harus antisipasi itu dan sekarang modusnya terus berkembang," kata Buwas, Jumat (30/12/2016).

Baca juga: Obrolan Buwas dengan Remaja yang Terjaring Razia BNN

Buwas mengingatkan bahwa malam ini akan menjadi puncak perederan narkotika karena acap dimanfaatkan sebagai momentum untuk pengiriman pesanan dalam jumlah besar.

Di wilayah hukum Polda Metro Jaya saja (Jakarta, Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, Bekasi) ada 5.333 kasus penyalahugunaan narkoba yang ditangani sepanjang 2016.

Mereka yang tertangkap dan dipidana sebagian besar masih merupakan pengedar dengan jumlah 4.514 orang, sedangkan pemakai sebesar 1.790 orang. Adapun produsen hanya dua yang tertangkap, tanpa bandar.

Jenis narkotika yang digunakan juga beragam antara lain ganja, heroin, kokain, sabu, ekstasi, ketamin, hingga psikotropika ringan.

Buwas mengatakan, selain menitikberatkan pada pencegahan, razia ini juga berperan sebagai awal mula pengungkapan penyalahgunaan yang lebih besar lagi.

"Kalau ada yang positif kita akan telusuri terus dari mana dia dapatnya, pakainya bagaimana, hubungannya dengan siapa saja, dan itu pengungkapan jaringan," ujar Buwas.

Remaja jangan sampai terjerumus

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, hasil tes urine yang positif memang acap kali tidak diikuti dengan penemuan barang buktinya.

"Bisa jadi dia perdagangkan di luar tempat hiburan, atau sudah habis dikonsumsi. Harus kita assesment untuk memutuskan apakah dari dokter dia direhabilitasi atau bagaimana," kata Ari.

Ari menyebut, malam lebih rawan bagi anak-anak dan remaja. Razia pertama yang digelar Jumat (30/12/2016) menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung tempat hiburan malam adalah remaja.

Ia mengingatkan agar perayaan tahun baru dapat dinikmati dengan senang-senang tanpa narkoba. Kata Ari, sekali mencoba narkoba, kemungkinan besar akan berlanjut dan berbuah kecanduan yang sangat merugikan.

"Hidup ini harus kita jalani dan jangan sampai tergoda ataupun terbawa arus atau diajak mengonsumsi narkotika. Karena ini menyangkut masa depan," ujar Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com