JAKARTA, KOMPAS.com — Ada perubahan gaya komunikasi dan strategi dari masing-masing calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta berikut tim pemenangannya menjelang hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017.
Pasangan calon yang akan bertanding pada Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Agus dan Sylvi ini kan strateginya tidak ikut debat sebelum-sebelumnya. Itu boleh-boleh saja. Bisa jadi nanti ada kejutan dari mereka saat debat KPUD," kata Hendri kepada Kompas.com, Rabu (4/1/2017).
(Baca juga: Peran Jubir Cagub-Cawagub DKI Dinilai Berubah Jadi Pembela)
Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dinilai dia, sudah ada perubahan gaya bicara dan komunikasi.
Menurut Hendri, Ahok yang biasanya ceplas-ceplos dengan nada suara tinggi itu menjadi lebih tenang serta banyak senyum.
"Sekarang Ahok (sapaan Basuki) lebih banyak kasih kesempatan Djarot untuk bicara. Dia juga lebih sering mendengarkan. Terbukti saat Ahok debat dengan anggota FPI pas kampanye kemarin, kalau dia yang dulu pasti bicaranya meledak-ledak," ujar Hendri.
Kemudian, pasangan Anies dan Sandiaga, dinilainya, tidak terlalu banyak perubahan.
Keduanya juga dinilai sebagai pembicara yang baik dan tidak terlalu tampak perbedaan gaya komunikasi mereka saat awal kampanye dulu dan sekarang.
Meski begitu, ketiga pasangan calon ini dinilai kerap salah bicara atau slip of tongue.
Hal tersebut dianggap wajar karena manusia pasti pernah mengalami salah bicara karena hal-hal tertentu.
"Namun, pada masa-masa krusial seperti ini, lebih baik mulai dikurangi selip lidahnya. Masa krusial ini semua orang memperhatikan setiap ucapan pasangan calon," ujar Hendri.
(Baca juga: Pilkada Dinilai Masih Dipenuhi Politik Berbasis SARA)